Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang
RAMADHAN sudah di depan mata. Hanya sekitar satu pekan lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan 1446 H. Masih ada waktu bagi kita, untuk mempersiapkan diri memasuki bulan suci Ramadhan dengan melakukan berbagai persiapan terbaik yang dapat kita lakukan.
Persiapan terbaik harus kita lakukan karena Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan, di mana setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Jangan sia-siakan kesempatan ini, agar kita tidak menyesal nantinya.
Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk menyambut bulan suci ini dengan hati yang bersih, penuh keikhlasan, dan kesiapan dalam meningkatkan ibadah. Kebersihan hati menjelang dan selama Ramadhan adalah kunci sukses seluruh ibadah kita di bulan suci Ramadhan.
Misi Puasa di Bulan Suci Ramadhan
Kita harus ingat bahwa kehadiran bulan suci Ramadhan dimana di dalamnya kita diwajibkan puasa sebulan penuh oleh Allah Ta’ala, memiliki misi untuk menjadikan kita sebagai orang yang bertakwa.
Hal ini dijelaskan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).
Kaitannya dengan takwa, maka kebersihan hati menjadi kunci utamanya. Takwa akan tumbuh subur di dalam hati yang bersih. Baginda Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Takwa itu ada di sini. Rasulullah SAW menunjuk ke dadanya hingga tiga kali.” (HR. Muslim).
Sebaliknya, hati yang kotor akan menghalangi seseorang dari keberkahan Ramadhan. Penyakit hati seperti iri, dengki, sombong, dendam, dan hasad harus dihilangkan agar ibadah menjadi lebih khusyuk dan diterima oleh Allah Ta’ala. Baginda Rasulullah SAW bersabda:
"Ketahuilah bahwa dalam jasad terdapat segumpal daging, jika ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati." (HR. Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan kedua hadis di atas, maka jelaslah sudah bahwa kondisi hati sangat berpengaruh terhadap ketercapaian misi hadirnya bulan suci Ramadhan.
Oleh karena itu, sebelum memasuki Ramadhan, lakukanlah muhasabah (introspeksi diri) agar kita dapat membersihkan hati dari segala bentuk penyakit hati.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : iNewsSerpong)
Langkah Utama Membersihkan Hati
Salah satu langkah utama dalam membersihkan hati adalah memaafkan orang lain. Allah Ta’alaberfirman yang artinya: "Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?" (QS. An-Nur [24]: 22)
Memaafkan kesalahan orang lain, apalagi sebelum orangnya meminta maaf, adalah perbuatan yang cukup berat untuk diamalkan. Namun ketahuilah bahwa berdasarkan ayat di atas, Allah Ta’ala memberikan motivasi yang luar biasa kepada kita, bahwa dengan memaafkan orang lain, kita pun berpotensi mendapatkan ampunan dari Allah Ta’ala.
Sebagai manusia biasa, tentu kita pun memiliki berbagai dosa kepada Allah Ta’ala. Dengan memaafkan orang lain, maka Allah pun berjanji akan mengampuni dosa kita.
Memasuki Ramadhan dengan hati yang penuh kebencian hanya akan menghalangi keberkahan dan ketenangan dalam beribadah, maka maafkan dan lapang dadalah.
Selanjutnya, agar seluruh ibadah kita diterima oleh Allah Ta’ala maka beribadahlah dengan penuh keikhlasan. Allah Ta’ala berfirman yang artinya: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus." (QS. Al-Bayyinah [98]: 5)
Keikhlasan dalam beribadah hanya dapat dicapai jika hati sudah bersih dari niat-niat buruk seperti riya’ (pamer) dan sum’ah (ingin dikenal baik oleh orang lain). Oleh karena itu, sebelum memasuki Ramadhan, kita perlu meluruskan niat dan memperbanyak doa agar diberikan keikhlasan dalam setiap amal ibadah.
Selain itu, menahan diri juga menjadi hal yang sangat penting dilakukan di bulan suci Ramadhan, baik dari lapar dan dahaga, maupun dari amarah dan perbuatan buruk lainnya. Baginda Rasulullah SAW bersabda:
"Puasa adalah perisai, maka jika salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, janganlah berkata-kata kotor dan janganlah bertengkar. Jika seseorang mencacinya atau mengajaknya bertengkar, hendaklah ia mengatakan: 'Aku sedang berpuasa.'" (HR. Bukhari dan Muslim).
Lagi-lagi kuncinya adalah hati yang bersih. Hati yang bersih dari amarah dan dendam akan memudahkan seseorang dalam menahan hawa nafsunya saat menjalani ibadah puasa. Oleh karena itu, penting untuk melatih kesabaran sebelum Ramadhan tiba agar ibadah puasa dapat dijalani dengan lebih tenang dan penuh berkah.
Keikhlasan dalam beribadah hanya dapat dicapai jika hati sudah bersih dari niat-niat buruk. (Foto: Ist)
Untuk menjaga agar hati kita tetap tenang, maka dzikir dan istighfar adalah amalan yang sangat dianjurkan. Selain itu, dzikir dan istighfar juga sangat dianjurkan untuk membersihkan hati. Allah Ta’ala berfirman: "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d[13]: 28).
Dengan memperbanyak dzikir dan istighfar, hati akan menjadi lebih tenang dan terhindar dari kegelisahan duniawi. Ini adalah bagian dari persiapan spiritual agar hati lebih dekat dengan Allah Ta’ala saat memasuki bulan Ramadhan.
Langkah terakhir agar hati kita menjadi hati yang tidak hanya bersih, tetapi juga lembut, maka dapat dilakukan dengan memperbanyak sedekah dan membantu sesama. Baginda Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi).
Dengan bersedekah, hati kita menjadi lebih lembut dan dijauhkan dari sifat kikir serta tamak. Ini juga merupakan bentuk latihan untuk lebih peka terhadap penderitaan orang lain, sehingga saat Ramadhan tiba, kita bisa lebih merasakan nikmatnya berbagi dan membantu sesama.
Berdasarkan paparan di atas, maka membersihkan hati menjelang Ramadhan adalah langkah penting dalam menyambut sekaligus menjadi kunci kesuksesan ibadah di bulan suci ini. Dengan hati yang bersih dari berbagai bentuk penyakit hati, kita bisa menjalani Ramadhan dengan lebih khusyuk dan meraih keberkahannya secara maksimal.
Melalui introspeksi diri, memaafkan orang lain, meningkatkan keikhlasan, serta memperbanyak dzikir dan sedekah, kita dapat menyambut Ramadhan dengan hati yang lebih bersih dan lembut.
Semoga Allah Ta’ala memberikan kita kemudahan dalam membersihkan hati dan mempersiapkan diri menuju Ramadhan yang penuh berkah, sehingga takwa pun tumbuh subur di dalam hati kita. (*)
Untuk menjaga agar hati tetap tenang, maka dzikir dan istighfar adalah amalan yang sangat dianjurkan. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait