JAKARTA, iNewsSerpong.id - Kapan malam Lailatul Qadar 2025 menarik diulas karena setiap Muslim tentu sangat mendambakan bisa menjumpai malam penuh kemuliaan yang hanya ada di Bulan Ramadhan.
Para ulama menjelaskan bahwa malam Lailatul Qadar itu lebih afdal daripada melakukan ibadah-ibadah selama seribu bulan yang di dalamnya tidak terdapat Lailatul Qadar.
Disebutkan dalam Alquran, Surat Al Qadar bahwa malam Lailatul Qadar adalah lebih baik dari seribu bulan.
Firman Allah Swt.:
{إِنَّا أَنزلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ}
'Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan' (Al-Qadar: 1-3)
Di malam itu malaikat-malaikat Allah turun ke bumi untuk mengucapkan salam kepada orang yang berpuasa dan memohonkan ampunan-Nya. Namun kepastian kapan datangnya malam Lailatul Qadar tidak seorang pun yang dapat mengetahuinya, kecuali Allah SWT.
Rasulullah menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak ibadah khususnya di 10 hari terakhir Ramadhan agar bisa mendapatkan anugerah Lailatul Qadar.
Dari Jabir ibnu Abdullah, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
«إِنِّي رَأَيْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَأُنْسِيتُهَا وَهِيَ فِي العشر الأواخر من لياليها وهي طَلْقَةٌ بِلُجَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةٌ كَأَنَّ فِيهَا قَمَرًا لَا يَخْرُجُ شَيْطَانُهَا حَتَّى يُضِيءَ فَجْرُهَا»
Sesungguhnya aku telah melihat malam Lailatul Qadar, lalu aku dijadikan lupa kepadanya; malam Lailatul Qadar itu ada pada sepuluh terakhir (bulan Ramadan), pertandanya ialah cerah dan terang, suhunya tidak panas dan tidak pula dingin, seakan-akan padanya terdapat rembulan; setan tidak dapat keluar di malam itu hingga pagi harinya.
Kapan Malam Lailatul Qadar 2025
Hujjatul Islam Imam Al Ghazali dalam kitab I'anatut Tholibin memberikan rumus datangnya malam Lailatul Qadar. Pendapat syaikhul Islam ini banyak diikuti umat Islam.
Menurut Imam Ghozali, jika awal Ramadan jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 29, jika awal Ramadan jatuh pada hari Senin, maka malam Lailatul Qadar jatuh pada malam 21.
Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Selasa atau Jumat, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 27, jika awal Ramadhan jatuh pada hari Kamis, maka awal Ramadhan jatuh pada malam 25, jika awal Ramadhan jatuh pada hari Sabtu, maka malam Lailatul Qadar jatuh pada malam 23.
Syeikh Hasan As sadzili berkata "Semenjak saya menginjak usia dewasa malam Lailatul Qadar tidak pernah meleset dari kaidah tersebut".
Menurut pendapat yang lainnya lagi, LailatuI Qadar jatuh pada tanggal 21 berdasarkan hadis Abu Sa'id Al-Khudri yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. melakukan i'tikaf di malam-malam sepuluh pertama bulan Ramadan, dan kami pun ikut i'tikaf bersamanya.
Lalu datanglah Jibril dan mengatakan kepadanya, "Sesungguhnya yang engkau cari berada di depanmu." MakaNabi Saw. melakukan i'tikaf pada malam-malam pertengahan (sepuluh kedua) bulan Ramadan, dan kami ikut beri'tikaf bersamanya. Dan Jibril datang lagi kepadanya, lalu berkata, "Yang engkau cari berada di depanmu." Kemudian Nabi Saw. berdiri dan berkhotbah di pagi hari tanggal dua puluh Ramadan, antara lain beliau bersabda:
«مَنْ كَانَ اعْتَكَفَ مَعِي فَلْيَرْجِعْ فَإِنِّي رَأَيْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ وَإِنِّي أُنْسِيتُهَا وَإِنَّهَا فِي الْعَشْرِ الأواخر في وِتْرٍ وَإِنِّي رَأَيْتُ كَأَنِّي أَسْجُدُ فِي طِينٍ وَمَاءٍ»
Artinya: Barang siapa yang telah melakukan i'tikaf bersamaku, hendaklah ia pulang, karena sesungguhnya aku telah melihat malam kemuliaan itu. Dan sesungguhnya aku telah dibuat lupa terhadapnya, sesungguhnya malam kemuliaan itu berada di sepuluh terakhir bulan Ramadan pada malam-malam ganjilnya, dan sesungguhnya aku telah bermimpi seakan-akan diriku sedang sujud di tanah dan air (karena cuacanya hujan).
Sedangkan atap masjid terbuat dari pelepah daun kurma, pada mulanya kami tidak melihat sepotong awan pun di langit. Lalu tiba-tiba terjadilah pelangi, dan terjadilah hujan, dan Nabi Saw. membawa kami salat sehingga aku melihat bekas tanah dan air menempel di kening beliau, hal ini membuktikan kebenaran dari mimpi yang dilihatnya.
Menurut riwayat yang lain, kejadian itu terjadi pada pagi hari tanggal dua puluh satu Ramadan; diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam kitab sahihnya masing-masing. Imam Syafii mengatakan bahwa hadis ini merupakan hadis yang sanadnya paling sahih.
Menurut pendapat lainnya, malam kemuliaan terjadi pada tanggal 23 Ramadhan berdasarkan hadis Abdullah ibnu Unais dalam kitab Sahih Muslim, dan hadis ini konteksnya mendekati hadisnya Abu Sa'id; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Menurut pendapat yang lainnya lagi, malam kemuliaan terjadi pada tanggal 24 Ramadan. Sehubungan dengan hal ini Abu Daud At-Tayalisi mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
«لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ أَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ»
Artinya: Lailatul Qadar adalah malam dua puluh empat (bulan Ramadan).
Sanad hadis ini semua perawinya berpredikat siqah. Dalam sebuah hadits Rasulullah mengisyaratkan mengenai Lailatul Qadar. "Carilah Lailatul Qadar itu pada malam-malam ganjil di sepuluh terakhir Bulan Ramadan" (HR. Bukhori).
Hadis di atas mengisyaratkan bahwa Lailatul Qadar itu datang pada malam ganjil di sepuluh terakhir Ramadan. Bisa saja malam yang lebih baik dari seribu bulan itu datang pada tanggal 21, 23, 25, 27, atau 29.
Meski demikian, kepastian kapan datangnya malam Lailatul Qadar hanya Allah yang mengetahuinya. Wallahu a'lam.
Sumber: Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah-KTB.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait