
Mencari Rumah di luar Kota
"Kita hitung harga tanah, di mana tanah tersebut akan menjadi elemen subsidi dari negara. Setelah tanah bersih, kita akan menghitung berapa biayanya dan ditambah keuntungannya, sehingga dapat diputuskan kira-kira harga rumah yang bisa ditawarkan," katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa salah satu penyebab kemacetan di kota-kota besar adalah banyaknya pekerja yang keluar masuk kota pada hari kerja. Hal ini terjadi karena masyarakat kesulitan mendapatkan hunian di perkotaan akibat harga yang lebih mahal.
"Jika kita memanfaatkan tanah negara di perkotaan untuk pembangunan rumah, harga hunian bisa turun hingga 50 persen, karena harga tanah di perkotaan menyumbang sekitar 40 persen dari total harga rumah," tuturnya.
Menurut Fahri, pertumbuhan keluarga baru di tengah kenaikan harga tanah di perkotaan membuat banyak orang terpaksa mencari rumah di luar kota, yang mengakibatkan kemacetan karena mereka harus melintasi jalan menuju dan dari kota setiap hari.
Fahri juga melaporkan adanya potensi lahan untuk pembangunan perumahan yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti aset milik Badan Bank Tanah seluas 33.116 hektare, tanah terindikasi terlantar yang dicatat Kementerian ATR/BPN sebanyak 79.925 hektare, dan tanah kas desa seluas 17,49 juta hektare di seluruh Indonesia. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait