Syirik Menghancurkan Rasa Tawakal dan Ketenteraman Hati
Orang yang berbuat syirik kehilangan rasa tawakal. Ia menggantungkan diri pada jimat, kekuatan ghaib, atau manusia. Akibatnya, hidupnya menjadi dipenuhi kecemasan. Padahal, orang yang bertauhid justru akan mendapatkan ketenangan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 28).
Hanya tauhidlah yang bisa memberikan kedamaian sejati. Kedamaian yang Allah turunkan ke dalam hati orang-orang yang beriman, agar imannya terus bertambah dan bertambah lagi. Namun syirik justru mencabut ketenteraman itu dari hati seseorang.
Syirik Merusak Akal Sehat
Masih ingat kisah Nabi Ibrahim yang menghancurkan seluruh berhala sesembahan kaumnya dengan sebuah kapak? Kisah Nabi Ibrahim menjadi contoh bagaimana syirik menghancurkan akal sehat manusia.
Kaum Nabi Ibrahim menyembah berhala, padahal berhala itu tidak bisa bicara, apalagi memberi manfaat. Beliau menghancurkan semua berhala kecuali yang terbesar. Ketika beliau diinterogasi oleh penguasa saat itu, Nabi Ibrahim berkata: “Tanyakan saja pada berhala besar itu!”
Penguasa dan para pengikutnya saat itu seluruhnya sontak terdiam. Mereka malu dengan kebodohan mereka sendiri. Kisah ini mengingatkan kita bahwa syirik menjatuhkan martabat manusia menjadi makhluk yang kehilangan akal sehat.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meneguhkan hati kita di atas tauhid, menjauhkan kita dari syirik, dan menutup hidup kita dalam kondisi yang husnul khatimah dengan membawa kalimat Laa ilaaha illallah. (*)
Masyarakat yang terjerumus dalam syirik akan mudah ditipu oleh dukun, ramalan, dan tahayul. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait
