Pemuda yang tidak memiliki shabwah adalah pemuda yang tidak mengikuti hawa nafsu, senang melakukan kebaikan, dan berusaha keras menjauhi keburukan. Begitulah karakter pemuda yang dibanggakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Karena itu, ketika kita berbicara tentang revitalisasi Sumpah Pemuda, sejatinya kita sedang berbicara tentang menghidupkan kembali peran spiritual, moral, dan sosial pemuda muslim agar menjadi agen perubahan sebagaimana para sahabat muda Rasulullah SAW dahulu.
Persatuan dalam Bingkai Tauhid
Nilai pertama Sumpah Pemuda adalah persatuan, dan Islam menempatkan persatuan sebagai tuntunan ilahi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.” (QS. Ali Imran [3]: 103)
Persatuan yang dimaksud bukan sekadar kesepakatan politik, tetapi persatuan hati dalam keimanan. Tauhid menjadi dasar ukhuwah, karena hanya dengan menundukkan ego di hadapan Allah, manusia dapat menyatu dalam kasih sayang dan tanggung jawab bersama.
Pemuda muslim masa kini harus sadar bahwa musuh terbesar bukanlah perbedaan pandangan, melainkan perpecahan yang lahir dari kebencian dan kedengkian. Maka, menghidupkan Sumpah Pemuda berarti menguatkan ukhuwah Islamiyah, saling menghargai, bekerja sama, dan berjuang bersama untuk kemaslahatan umat.
Cinta Tanah Air sebagai Wujud Iman
Ungkapan “Hubbul wathan minal iman” (cinta tanah air bagian dari iman) walau bukan hadits sahih, mencerminkan semangat Islam tentang kepedulian terhadap negeri. Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)
Maka, mencintai Indonesia berarti berkontribusi nyata: belajar sungguh-sungguh, bekerja dengan jujur, menjaga keadilan sosial, dan melawan segala bentuk korupsi serta kerusakan moral. Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil.” (QS. An-Nisa [4]: 58)
Negeri ini, Indonesia, adalah amanah. Setiap pemuda muslim memikul tanggung jawab untuk menjadikannya tempat yang damai, adil, dan bermartabat. Cinta tanah air tidak berhenti di lisan, tapi diwujudkan dalam kerja nyata dan akhlak mulia.
Nilai pertama Sumpah Pemuda adalah persatuan, dan Islam menempatkan persatuan sebagai tuntunan ilahi. (Foto: Ist)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait
