HIKMAH JUMAT : Revitasilasi Nilai Sumpah Pemuda Menurut Ajaran Islam

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si.
Pemuda menempati posisi atau kedudukan sangat istimewa dalam Islam. Mereka adalah tulang punggung perubahan dan penentu arah masa depan umat. (Foto: Ist)

Bahasa dan Akhlak: Cermin Peradaban

Sumpah Pemuda yang ketiga adalah satu bahasa Indonesia memiliki makna yang dalam. Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tapi penyatu perasaan dan pikiran bangsa. Islam sangat menekankan adab dalam berbicara.

Bahasa yang baik mencerminkan iman dan akhlak. Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Di era digital saat ini, bahasa sering menjadi sumber perpecahan seperti ujaran kebencian, fitnah, dan caci maki. Pemuda muslim harus menjadi pelopor kesantunan digital dengan cara menggunakan bahasa untuk menyebarkan ilmu, kedamaian, dan inspirasi.

Bahasa yang beradab adalah modal peradaban. Dari lisan yang baik, lahirlah tulisan yang bijak; dari tulisan yang bijak, lahir masyarakat yang cerdas. Inilah pemuda harapan bangsa yang dapat  diandalkan menjadi agen perubahan dalam kebaikan.

Revitalisasi Semangat Juang Pemuda

Pemuda adalah energi perubahan. Sejarah Islam telah membuktikan itu semua. Dalam sejarah Islam tercatat nama-nama pemuda yang hebat seperti Ali bin Abi Thalib yang sudah memeluk Islam di usia belia dan menjadi pelindung Baginda Rasulullah SAW.

Ada lagi pemuda yang bernama Mus’ab bin Umair, pemuda tampan dari Makkah, meninggalkan kemewahan demi dakwah di Madinah. Yang lainnya adalah Usamah bin Zaid, di usia 18 tahun, dipercaya oleh Baginda Rasulullah SAW memimpin pasukan besar menuju Syam.

Mereka muda, tapi matang dalam iman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 11)

Artinya, perubahan bangsa ini bergantung pada perubahan diri para pemudanya. Jika pemuda hari ini tumbuh dengan iman, ilmu, dan akhlak, maka masa depan bangsa akan bercahaya. Indonesia Emas 2045 in syaa Allah tidak akan berubah menjadi Indonesia Cemas, jika pemudanya beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.

Dengan demikian, revitalisasi nilai Sumpah Pemuda berarti menanamkan kembali niat berjuang karena Allah. Belajar bukan sekadar untuk pekerjaan, tapi untuk kemaslahatan umat. Bekerja bukan hanya mencari rezeki, tapi menjadi ladang ibadah. Dengan begitu, semangat kebangsaan menyatu dengan semangat keimanan. (*)


Di era digital bahasa sering jadi sumber perpecahan seperti ujaran kebencian dan fitnah. Pemuda muslim harus jadi pelopor kesantunan digital. (Foto: Ist)

 

Wallahu a’lam bish-shawab.

 

 

          

Editor : Syahrir Rasyid

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network