Prinsip-prinsip Kesalehan Digital
Untuk mewujudkan kesalehan digital, seorang Muslim perlu menjadikan nilai-nilai Islam sebagai pedoman dalam berinteraksi di dunia maya. Beberapa prinsip penting yang perlu dijaga yang pertama adalah niat yang benar dan tujuan yang baik.
Setiap aktivitas digital, baik itu posting, komentar, atau berbagi konten, hendaknya diniatkan untuk kebaikan dan mencari ridha Allah. Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kedua menjaga “lisan digital”. Lisan digital berupa tulisan, emoji, dan komentar perlu dijaga sebagaimana lisan fisik. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim). Di dunia digital, diam bisa berarti tidak ikut berkomentar buruk atau menyebarkan kebencian.
Ketiga amanah dan tanggung jawab digital. Informasi yang kita miliki bukan untuk disalahgunakan. Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam konteks digital, setiap pengguna adalah “pemimpin” bagi akun dan kontennya sendiri.
Keempat menghindari riya’ digital. Media sosial sering kali membuat seseorang memamerkan ibadah, sedekah, atau kebaikan dengan niat ingin dipuji. Padahal, riya’ bisa menghapus pahala amal saleh. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Maka celakalah orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, yang berbuat riya.” (QS. Al-Ma’un [107]: 4–6)
Terakhir adalah gunakan teknologi untuk dakwah dan kebaikan. Dunia digital bisa menjadi ladang pahala bila digunakan untuk menyebarkan ilmu, mengingatkan dalam kebaikan, dan menebar inspirasi Islami. Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya.” (HR. Muslim)
Kesalehan digital adalah bentuk nyata dari ketakwaan modern, bagaimana iman diterjemahkan dalam klik, unggahan, dan komentar. Dunia digital bukan sekadar ruang hiburan, tetapi juga ladang ujian dan amal. Allah melihat segala sesuatu, termasuk aktivitas kita di dunia maya.
Perhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya: “Tidak ada suatu kata pun yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS. Qaf [50]: 18). (*)
Era digital memberikan kebebasan luar biasa bagi setiap individu untuk mengekspresikan diri. Namun, kebebasan tanpa kendali justru dapat melahirkan fitnah, dosa, dan kerusakan moral. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait
