Ketiga, adalah Seorang Muslim yang Berpuasa namun Puasanya Sia-sia.
Orang yang puasanya sia-sia tentu tidak akan mendapatkan keistimewaan bulan Ramadan, termasuk ampunan dari Allah SWT. Kelompok ketiga ini terdiri dari orang-orang yang berpuasa namun tidak ikhlas, asal-asalan, dan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, Rasulullah SAW bersabda: “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali lapar dan dahaga.”
Penyebab dari kesia-siaan puasa seseorang itu di antaranya adalah riya, berkata dusta, ghibah, lagwu dan rofats, serta melakukan berbagai maksiat. Bahasan lengkap tentang puasa yang sia-sia dapat diakses pada link berikut ini: https://serpong.inews.id/amp/66390/hikmah-jumat-puasa-yang-sia-sia.
Oleh karenanya, agar terhindar dari celaka dari bulan Ramadan, maka wajib hukumnya untuk tetap waspada selama menjalankan ibadah puasa. Jangan sampai puasa kita menjadi puasa yang sia-sia, yang hanya menghasilkan lapar dan dahaga.
Iringi puasa Ramadan kita dengan berbagai ibadah lainnya. Shalat wajib dan zakat fitrah harus dilaksanakan. Bahkan tidak hanya dengan menjalankan ibadah yang bersifat wajib, tetapi juga dengan menjalankan ibadah-ibadah sunnah lainnya.
Ibadah sunnah merupakan ibadah penyempurna dari setiap ibadah wajib. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk meraih kesempurnaan dari setiap ibadah wajib bukanlah satu hal yang mudah. Yang sering terjadi justru sebaliknya, banyak kekuarangan dalam setiap ibadah wajib yang dilakukan.
Untuk itu, sebagai bentuk kewaspadaan, maka sempurnakanlah setiap ibadah wajib kita dengan ibadah-ibadah sunnah. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya: “Sesungguhnya perkara pertama kali yang dihisab pada hari kiamat dari amal manusia adalah shalat.”
Rasulullah bersabda, “Allah Ta’ala berfirman kepada malaikat, dan Allah lebih mengetahui, “Periksalah shalat hamba-Ku, apakah sempurna atau ada kekurangan?” Jika shalatnya sempurna, maka dicatat sempurna untuknya.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
Jika terdapat suatu kekurangan, Allah Ta’ala berfirman, “Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki ibadah sunnah?”
Jika seorang hamba memiliki amal ibadah sunnah, Allah Ta’ala berfirman, “Sempurnakanlah ibadah wajibnya dengan ibadah sunnahnya.” Lalu setiap amal akan diperlakukan sama seperti itu.” (HR. Ahmad).
Wallahu a’lam bish-shawab. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait
