Bagaimana mungkin dapat memperbaiki hubungan dengan sesama, jika kita tidak memiliki karakter sebagai seorang pemaaf. Seorang pemaaf akan mampu memberikan maaf sebelum orang yang bersalah memohon maaf kepadanya.
Seorang pemaaf juga ikhlas memberikan bantuan dan pertolongan kepada orang lain, sekalipun orang tersebut pernah menyakitinya. Seorang pemaaf juga senang menyambungkan silaturrhami kepada orang yang memutuskan silaturrahmi.
Orang muttaqin yang senang menyambungkan silaturrahmi akan terhindar dari azab Allah yang disegerakan di dunia. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada dosa yang pantas disegerakan balasannya bagi para pelakunya di dunia –bersama dosa yang tersimpan untuknya di akhirat- daripada perbuatan dzalim dan memutus silaturrahmi.” (HR. Abu Dawud).
Seorang yang pemaaf, dijamin oleh Rasulullah SAW akan semakin bertambah kemuliaan hidupnya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:
“Ada tiga golongan aku berani bersumpah untuknya, tidaklah berkurang harta karena shodaqoh, dan tidaklah menambah bagi seorang pemaaf melainkan kemuliaan, dan tidaklah seseorang bertawadhu’ (rendah hati) melainkan akan diangkat derajatnya oleh Allah.”
Karakter alumni Ramadhan yang keempat adalah senang berbuat baik. Sekecil apapun peluang kebaikan yang dapat dilakukannya, maka bagi orang muttaqin tidak akan menyia-nyiakannya. Meskipun hanya ada peluang kebaikan berupa membuang duri di jalan, dia akan melakukannya.
Sejatinya kita tidak pernah tahu dari kebaikan mana yang menyebabkan Allah memasukkan kita ke dalam surga-Nya kelak. Allah hanya memerintahkan kepada kita untuk berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan (fastabiqul khairat).
“Dan setiap umat memiliki kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Dan dimana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah maha kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 148).
Betapa mulianya karakter alumni Ramadhan yang sukses menjadi seorang muttaqin. Sambil menunggu kedatangan Ramadhan tahun berikutnya, waktu-waktunya diisi dengan senantiasa berinfak, menahan amarah, menjadi pemaaf, dan melakukan berbagai amal kebaikan lainnya.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait