KOMUNITAS mobil Volkswagen Kombi atau lebih dikenal dengan Volkswagen Van Club (VVC) baru saja menjajal Pulau Sumatera yang bertajuk "VVC Tour Sumatera 2021" pertengahan November lalu. Semula touring yang diikuti sebanyak 13 VW Kombi hanya akan sampai di Pekanbaru, namun dalam perkembangannya sejumlah anggota menilai tanggung kalau tidak menyentuh kilometer (Km) 0 Sabang, Aceh alias ujung Pulau Sumatera.
Akhirnya disepakati perjalanan touring dibagi menjadi dua kelompok. Peserta dengan rute hingga Pekanbaru dan peserta yang lanjut hingga Km 0 Sabang. Mantan Kapolri Jenderal (Purn), Rusman Hadi yang juga menjadi peserta touring termasuk memilih hingga Km 0. Rusman Hadi menilai tanggung kalau tidak sekaligus sampai di Km 0.
"Saya memilih rute hanya sampai di Pekanbaru karena pertimbangan waktu yang cukup panjang kalau sampai ke Km 0, balik ke Jakarta pada 5 Desember 2021," ungap Ketua Umum VVC, Irjen Pol (Purn) Drs, Pudji Hartanto Iskandar selaku penanggung jawab touring.
Munculnya ide touring ke Pulau Sumatera, sebagaimana dituturkan Pudji Hartanto Iskandar yang juga tercatat sebagai komisioner Kompolnas 2020 - 2024, berawal dari "godaan" salah seorang anggota VVC yang ingin bernostalgia sambil membawa VW Kombi ke Sumatera, kebetulan istrinya asli orang Sumatera Barat (Sumbar), dan dianya pernah dinas di Sumbar.
Lewat jaringan WhatsApp ia mengompori sesama anggota VVC, "Siapa mau ikut jajal Pulau Sumatera" seraya mengurai daerah-daerah yang akan dilewati. Lewat pesisir barat, mulai dari Lampung, Bengkulu, Padang, Bukit Tinggi hingga Pekanbaru. Di luar dugaan, respons anggota VVC sangat positif dan siap gabung. Apalagi ketika mantan orang nomor satu di Polri, Jenderal (Purn) Rusman Hadi menyatakan siap gabung maka semakin banyak anggota VVC ingin turut serta.
Melihat keseriusan anggota untuk ikut "VVC Tour Sumatera 2021", Pudji Hartanto Iskandar dengan nomor registrasi keanggotaan VVC 516 menindaklanjuti dengan membuat tim touring. Langkah awal dimulai dengan persiapan kendaraan, diawali pemeriksaan secara detail, seperti kondisi fisik kendaraan hingga mesin. "Pokoknya, mobil harus dalam kondisi prima," papar Pudji yang sempat dipercayakan menjabat Dirjen Perbungan Darat, Kementerian Perhubungan.
Langkah berikutnya adalah menyiapkan sejumlah peralatan yang akan dibawa touring, seperti tali gas, tali kipas hingga tali kopling. Dan, sudah pasti juga membawa mekanik yang sudah menjadi standard operating procedure (SOP) dalam setiap melaksanakan acara touring. "Mobil saya sempat mengalami putus tali gas, dalam perjalanan pulang," ungkap mantan Kakorlantas Polri 2012 - 2014 itu.
Begitupula terhadap peserta touring di mana kondisi kesehatan harus prima. Mengingat masih dalam suasana pendemi Covid-19 meski sudah melandai namun tetap diwajibkan melakukan swab antigen dan menjalankan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat. Swab antigen tidak hanya diwajibkan saat akan berangkat, sepulang touring kembali harus melakukan swab antigen. "Alhamdulillah semua aman," Tutur Pudji yang pernah mendampingi Wakil Presiden RI, Hamsah Haz selaku ajudan.
Banyak hikmah yang bisa dipetik dalam setiap touring, bukan sekadar jalan-jalan tetapi juga mempererat silaturrahmi sesama anggota VVC. Bisa melihat daerah wisata terutama yang belum tersentuh sehingga bisa dapat turut serta mempromosikan kepada publik. Misalnya, Lembah Harau, di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumbar. Sebagian peserta touring memilih menginap sekitar Lembah Harau di alam terbuka.
Selain itu, peserta touring juga menjajal Kelok 44 atau Kelok Ampek Puluh Ampek. Jalanan yang sudah melegenda ini terletak di Kabupaten Agam, Sumbar. Kelok 44 berada di daerah perbukitan di atas Danau Maninjau yang dilingkari jalan yang berkelok di lerengnya. Kelok 44 terdiri atas 44 belokan di mana setiap kelokan patah dan diberi nomor urut.
Sebelum melewati kelok 44 sempat terjadi diskusi diantara peserta. Dari diskusi tersebut ada yang ragu, "Kalau touring bikin sengsara nggak usahlah (lewat kelok 44), kata seorang peserta. Saya juga sempat rada terpengaruh. Ya wajar saja kalau ada yang ragu mengingat mobil yang kita bawa adalah mobil tua. Lain ceritanya kalau mobil baru," beber mantan Kapolda Sulawesi Selatan itu. Pada akhirnya sepakat tetap melalui kelok 44 dan tidak ada mobil yang trouble.
Bhakti Sosial
Touring sambil menggelar bakti sosial dua hal yang tak bisa dipisahkan dari VVC. Kegiatan sosial baik direncanakan maupun tidak dalam setiap touring harus diwarnai bhakti sosial, membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan. Sikap itu, sudah menjadi program utama Pudji Hartanto Iskandar sejak dipercayakan menjadi orang nomor satu di VVC.
Kali ini, dalam touring ke Pulau Sumatera, VVC menggandeng Lions Club bersama pihak kepolisian setempat menggelar bhakti sosial. Bentuknya adalah pemeriksaan dan pemberian kacamata gratis kepada anak-anak sekolah, di Padang dan Bukittinggi. Respons pihak sekolah yang menjadi tempat bhakti sosial sangat bagus. Menurut Pudji, pemeriksaan mata sangat penting mengingat anak-anak sekarang boleh dikata urusan gadget tak lepas dari genggaman, dan berpengaruh langsung terhadap mata.
Pudji Hartanto Iskandar teramsuk masih muda dalam keanggotaan VVC yang terbetuk sejak 13 Oktober 1981. Meski keanggotan baru sekitar dua tahun namun sudah dipercayakan menakhodai komunitas mobil yang berlogo VW Kombi lagi jingkrak. Selaku penggemar otomotif, mantan Gubernur Akpol 2014 - 2015 itu, bergabung dengan VVC sebuah kesyukuran luar biasa yang banyak memberi warna dalam berbagai aktivitasnya.
Awalnya, Pudji bergabung dengan VVC karena diajak oleh salah seorang seniornya. "Kebetulan saya tertarik maka saya masuk jadi anggota," jelasnya. Ketika menyatakan diri siap bergabung, Ketua Umum VVC, Irjen Pol (Purn) Pamudji R Soetopo saat itu mengatakan, "Ji serius mau gabung? Padahal kita mau bubar lho," kata Pudji menirukan ucapan seniornya. Anggota Kompolnas itu balik menimpali,"Kalau mau dibubarin saya mau halang-halangi agar VVC tidak bubar," ucapnya yang disertai derai tawa. Rupanya, kabar VVC mau bubar hanya banyolan.
Sebagai penggemar mobil tua, Pudji sangat bersyukur. Kenapa? Ternyata selalu mendekatkan dengan Yang Maha Kuasa. Kok bisa? "Kalau membawa mobil tua selalu harus berzikir. Berdoa agar mobil tidak mogok," ujarnya dengan senyum lebar. Pasalnya, kalau mobil sudah mogok dijalan tidak hanya merepotkan pemilik tetapi juga masyarakat banyak pengguna jalan.
Dan, Pudji selalu merasa enerjik bersama VVC yang berlogo VW dengan ban depan yang terangkat. Awalnya, sempat bertanya mengapa logo VVC seperti itu, layaknya mobil ugal-ugalan. Namun dia mendapat jawaban cerdas bahwa logo VVC itu melambangkan sebuah semangat, meski dalam usia tua tetap bersemangat. (*)
Editor : Syahrir Rasyid