PITTSBURGH, iNewsSerpong.id - Seorang pria berusia 32 tahun bernama Josh Fabian sukses mengubah bisnis sampingan video game menjadi startup bernilai 105 juta dolar AS atau setara Rp1,57 triliun.
Kesuksesan pria kulit hitam ini karena dirinya ingin membuktikan meski merupakan kalangan minoritas, namun bisa lebih berhasil dari kaum mayoritas di tempatnya tinggalnya.
Fabian diadopsi dan dibesarkan sejak kanak-kanak oleh pasangan kulit putih, yang juga mengasuh anak-anak yang kadang bermasalah. Dia mengaku, ke mana pun pergi, selalu merasa terisolasi karena warna kulitnya.
"Saya ingat merasa sangat tidak terlihat, hanya merasa saya tidak cocok di mana pun. (Saya) ingin menjadi penting. Untuk dilihat sebagai yang terbaik dalam sesuatu, dalam beberapa cara," katanya, dikutip dari CNBC Make It, Sabtu (23/7/2022).
Menurutnya marjinalisasi bisa menjadi mativator yang kuat. Saat ini, dia adalah salah satu pendiri dan CEO Metafy yang berbasis di Pittsburgh. Metafy merupakan platform online berusia 2 tahun, tempat para gamer video game amatir membayar sesi pelatihan dengan beberapa gamer top dunia.
Sejak diluncurkan saat puncak pandemi Covid-19, Metafy telah menarik lebih dari 50.000 pengguna dan ribuan pelatih, termasuk gamer papan atas populer seperti League of Legends dan Super Smash Bros. Perusahaan telah mengumpulkan hampir 34 juta dolar AS dari investor, dan bernilai 105 juta dolar AS pada Februari 2022.
Perjalanan Metafy sejauh ini mungkin tampak seperti kisah startup yang agak konvensional. Tapi perjalanan Fabian, yang pernah hidup dari kupon makanan dan menjadi pemain tertinggi peringkat nasional di Yu-Gi-Oh!, tentu saja luar biasa.
Pada usia 16 tahun, Fabian membebaskan diri dari orang tua angkatnya. Dia putus sekolah menengah dan menjadi ayah pertama kalinya pada usia 20 tahun. Untuk sementara waktu, dia dan pasangannya saat itu hidup dari kupon makanan. Bahkan, kadang-kadang mencuri popok dan perlengkapan lain untuk bayinya.
Fabian adalah seorang pembuat kode otodidak. Sumber penghasilan utamanya saat itu dari mendesain situs web kecil dengan tarif sekitar 100 dolar AS per pekerjaan. Dia pun memutuskan untuk serius berkarier demi menghidupi keluarganya, dengan kursus coding tiga bulan di Chicago, yang menghasilkan pekerjaan web designer dengan startup Obaz pada 2012.
Selain gaji, Fabian mengatakan dia, juga mendapat ekuitas di perusahaan. Ketika Groupon mengakuisisi Obaz dua tahun kemudian dengan harga sekitar 250.000 dolar AS, secara finansial menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
"Itu mengubah hidup saya," ujar Fabian.
Setelah hampir tiga tahun di Groupon, Fabian menjauh dari dunia teknologi untuk fokus pada hasrat lain, yakni bermain game. Saat remaja, Fabian pernah mencapai peringkat teratas secara nasional di Yu-Gi-Oh! di negaranya.
Pada 2016, dia menghabiskan delapan jam per hari bermain game online seperti Clash Royale dan Hearthstone, sambil melihat namanya naik ke papan peringkat.
Editor : Syahrir Rasyid