"Tingkatkan pengetahuan literasi digital dan pemahaman bisnis pariwisata di era digitalisasi 4.0 dengan kecakapan bermedia digital. Karena suka tidak suka, mau tidak mau, era digitalisasi ini akan terakselerasi dengan cepat," ujar Arsan.
Sementara itu, Misbachul Munir selaku Manajer Program Pondok Pesantren Budaya Kaliopak Yogyakarta menggarisbawahi digitalisasi sistem pariwisata sebagai upaya strategis dalam mempercepat pertumbuhan sektor ekonomi. Salah satu caranya yakni dengan dikembangkannya wisata virtual saat pandemi Covid-19.
Tidak hanya itu Misbachul turut menyampaikan peran sosial media dan perangkat aplikasi lainnya yang berfungsi sebagai portal informasi, layanan fasilitas, dan promosi destinasi wisata.
"Membangun kemitraan dengan penyedia layanan pariwisata, salah satunya adalah hospitality karena bisnis pariwisata adalah layanan, artinya jangan sekalipun kita mengecewakan pengunjung," kata Munir.
Dia mencontohkan, pengunjung di Malioboro. Dia membeli ayam yang biasanya Rp25.000 menjadi Rp100.000. Hal ini viral dan hancurlah bisnis kuliner tersebut.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid