Pada kesempatan itu, Syahrir Rasyid juga membeberkan tren penggunaan media sosial dengan mengutip laporan e-Marketer dan Insider Intelligence pada awal masa pendemi Covid-19.
Generasi milenial dan generasi Z menghabiskan waktu dengan YouTube sekitar 50 persen, Facebook sebanyak 47 persen, dan Instagram mencapai 34 persen. "Tren konsumsi media sosial itu terus meningkat seiring percepatan digitalisasi," ujarnya.
Nasib Media Konvensional
Lalu bagaimana nasib media konvensional (cetak, televisi dan radio)? Media cetak nyaris tersingkir dengan kehadiran media online. Media televisi dan radio nasibnya sedikit lebih baik dibandingkan cetak. "Angka konsumsi media cetak, televisi dan radio terus menurun," jelas wartawan senior itu.
Lalu, seorang dari peserta kuliah umum menanyakan bagaimana nasib koran, akankah segera punah? "Koran masih tetap punya pembaca sehingga belum terbayangkan bakal punah dalam waktu dekat. Tetapi yang pasti peluang koran bertumbuh terus mengecil," beber Syahrir Rasyid.
Solusi industri media (cetak, televisi dan radio) agar tetap survive, menurut Syahrir Rasyid, bagaimana menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi digital. Contohnya, digitalisasi koran dalam bentuk e-paper guna menjangkau pembaca yang lebih luas sudah dilakukan.
Lalu, televisi dan radio memperkuat amplifikasi melalui media digital dengan memanfaatkan platform YouTube, Instagram, dan Tik Tok, serta media sosial lain. Tak kalah penting adalah menyesuaikan model bisnis baru atau lebih sering disebut dengan istilah kolaborasi.
Menghadapi perubahan yang begitu cepat sebagai dampak perkembangan digitalisasi yang begitu dahsyat harus bisa beradaptasi dengan keadaan. Siapapun yang tidak mampu beradaptasi bersiaplah ditinggalkan tak terkecuali pada industri media. (*)
Koran masih tetap punya pembaca sehingga belum terbayangkan bakal punah dalam waktu dekat. (Foto : iNewsSerpong)
Editor : Syahrir Rasyid