JAKARTA, iNewsSerpong.id – Bus merupakan salah satu transportasi massal paling banyak digunakan masyarakat di dunia. Tarifnya yang relatif terjangkau menjadi faktor banyak masyarakat memilih menggunakan moda angkutan ini.
Setiap bus yang beroperasi dimiliki atau dikelola sebuah operator atau Perusahaan Otobus (PO) dengan mendaftarkan trayek ke Dirjen Kemenhub. Jika sudah mendapatkan izin, maka armada bus milik PO tersebut tidak boleh keluar dari trayek dan wajib masuk terminal.
Namun, menarik untuk melihat siapa PO tertua di dunia yang menjadi awal berjalannya bisnis ini. Dirangkum dari berbagai sumber, PO tertua di dunia adalah Milnes-Daimler Omnibus.
Perusahaan otobus ini bisa dikatakan sebagai pelopor bisnis transportasi massal. Bahkan, mereka menggunakan bus tingkat atau double decker sebagai kendaraan angkutan pertama mereka.
Berdasarkan pantauan dari laman Mercedes-Benz, sasis bus tersebut dibuat oleh Daimler-Motoren-Gasellschaff. Sementara bodinya dibuat oleh pembuat karesori asal Inggris, George F Milnes, sehingga bus tersebut dilabeli Milnes-Daimler Ltd 400.
Bus tersebut dicat dengan logo perusahaan paling terkenal di London pada saat itu, Thomas Tilling Ltd. Sayang, kemitraan antara Daimler dan British Milnes tak berjalan lama akibat Perang Dunia I.
Dikutip dalam laman resmi Mercedes-Benz, mereka sudah mengembangkan bus selama 125 tahun. Mereka pertama kali menguji coba pada 1985. Bahkan, saat itu perusahaan asal Jerman tersebut langsung mengoperasikan bus dengan rute yang menghubungkan kota Siegen dengan desa Netphen dan Deuz.
Awalnya, bus ini hanya mampu menampung delapan orang. Jika melalui jalan yang ekstrem seluruh penumpang harus turun untuk mendorong bus. Wajar saja, saat itu mesin bus masih satu silinder yang hanya menghasilkan tenaga 5 hp.
Seiring berjalannya waktu, pada akhir 1899, sebuah perusahaan di Speyer, tidak jauh dari kota asal Benz, Mannheim, menawarkan layanan bus sepanjang empat rute. Ini menjadi titik awal terbukanya rute-rute di berbagai penjuru Eropa.
Di Indonesia ada PO bus tertua di dunia, yakni NPM (Naikilah Perusahaan Minang). Dikutip dari kanal YouTube PerpalZ TV, perusahaan asal Padang Panjang, Sumatera Barat itu sudah berdiri sejak 1937.
Pada awalnya, PO NPM melayani trayek Bukit Tinggi-Sawah Lunto, dan juga menjadi penerus PT Pos Indonesia dalam menyalurkan surat, dokumen, paket, dan sebagainya, dengan kotak besar yang terdapat di bagian atas depan bus.
Selain NPM, PO bus berpelat merah, DAMRI, juga bisa dikatakan sebagai yang tertua di Indonesia. Didirikan pada 1943 di masa penjajahan Jepang, awalnya DAMRI memiliki nama Jawa Unyu Zigyosha untuk mengangkut barang dan Zidosha Sokyoku sebagai angkutan penumpang.
Pada 1945, Jawa Unyu Zigyosha diubah menjadi Djawatan Pengangkoetan untuk angkutan barang. Sementara Zidosha Sokyoku beralih menjadi Djawatan Angkutan Darat untuk angkutan penumpang.
Barulah pada 1946, nama DAMRI yang berasal dari singkatan Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia diresmikan berdasarkan Makloemat Menteri Perhoeboengan RI No 01/DAM/46, dengan tugas utama menyelenggarakan pengangkutan darat dengan bus, truk, dan angkutan bermotor lainnya.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid