JAKARTA, iNews.Serpong.id - Miriam Rodriguez bukan perempuan biasa. Gigih, tak kenal lelah mengejar geng kriminal yang menculik dan membunuh putrinya, Karen, 20 tahun. Tiga tahun dalam perburuan, hampir semua pelaku ditangkap polisi dan mendekam di dalam penjara berkat jerih payahnya melacak dan memburu mereka satu per satu, bukan hasil perburuan polisi.
Dendam ibu 56 tahun itu benar-benar membara. Saat anak gadisnya diculik, para pelaku meminta tebusan. Permintaan itu ia penuhi. Nyatanya, Karen tetap dihabisi. Hidup perempuan muda itu berakhir di tangan geng kriminal.
Tak terima perlakuan para bandit itu, Miriam mengatur siasat. Sejak 2014, dia melacak orang-orang yang dianggap bertanggung jawab atas penculikan dan pembunuhan putrinya.
Cara Miriam memburu para pelaku juga terbilang rapi, layaknya agen profesional. Dia dengan sabar melacak, membuntuti, hingga menangkap pelaku, dibantu oleh kerabat. Butuh waktu lama baginya untuk menangkap pelaku satu per satu di penjuru Meksiko.
Selama menjalankan aksinya, Miriam tak segan-segan mengubah penampilan. Dia memotong rambut dan mengecatnya, menyamar sebagai petugas survei, petugas kesehatan, dan petugas pemilu demi mendapatkan identitas dan alamat target. Dengan penyamaran itu dia bisa bertemu keluarga para pelaku untuk mengorek informasi tanpa dicurigai.
Setelah mendapatkan data, dia menyimpannya dengan rapi di dalam tas kemudian memulai pelacakan dan perburuan. Dari penyelidikannya itu, Miriam mengetahui betul siapa teman, di mana kampung halaman, kebiasaan, bahkan sampai cerita masa kecil para targetnya.
Editor : Burhan