get app
inews
Aa Text
Read Next : Seorang Perawat di Klinik Tangerang Jadi Tersangka Pelecehan Pasien  

Perempuan 56 Tahun Kejar Penculik dan Pembunuh Putrinya Bak Detektif Selama 3 Tahun

Jum'at, 18 November 2022 | 15:58 WIB
header img
Miriam Rodriguez (Foto: Facrbook)

JAKARTA, iNews.Serpong.id - Miriam Rodriguez bukan perempuan biasa. Gigih, tak kenal lelah mengejar geng kriminal yang menculik dan membunuh putrinya, Karen, 20 tahun. Tiga tahun dalam perburuan, hampir semua pelaku ditangkap polisi dan mendekam di dalam penjara berkat jerih payahnya melacak dan memburu mereka satu per satu, bukan hasil perburuan polisi. 

Dendam ibu 56 tahun itu benar-benar membara. Saat anak gadisnya diculik, para pelaku meminta tebusan. Permintaan itu ia penuhi. Nyatanya, Karen tetap dihabisi. Hidup perempuan muda itu berakhir di tangan geng kriminal.

Tak terima perlakuan para bandit itu, Miriam mengatur siasat. Sejak 2014, dia melacak orang-orang yang dianggap bertanggung jawab atas penculikan dan pembunuhan putrinya.

Cara Miriam memburu para pelaku juga terbilang rapi, layaknya agen profesional. Dia dengan sabar melacak, membuntuti, hingga menangkap pelaku, dibantu oleh kerabat. Butuh waktu lama baginya untuk menangkap pelaku satu per satu di penjuru Meksiko.  

Selama menjalankan aksinya, Miriam tak segan-segan mengubah penampilan. Dia memotong rambut dan mengecatnya, menyamar sebagai petugas survei, petugas kesehatan, dan petugas pemilu demi mendapatkan identitas dan alamat target. Dengan penyamaran itu dia bisa bertemu keluarga para pelaku untuk mengorek informasi tanpa dicurigai.  

Setelah mendapatkan data, dia menyimpannya dengan rapi di dalam tas kemudian memulai pelacakan dan perburuan. Dari penyelidikannya itu, Miriam mengetahui betul siapa teman, di mana kampung halaman, kebiasaan, bahkan sampai cerita masa kecil para targetnya.  

Salah satu yang terekam dalam kisah itu saat dia memburu target, seorang penjual bunga. Pelaku penculikan dan pembunuhan putrinya itu menjual bunga di jalanan serta bergabung dengan kartel Zeta. 

Keluarga Miriam yang ikut dalam perburuan mengisahkan, Miriam berlari di gang sempit untuk mengejar targetnya. Bahkan dia sampai bergelut dengan target di rel kereta. Perlawanan pelaku berakhir setelah Miriam menempelkan pistol ke punggung pelaku. "Jika Anda bergerak, saya akan menembak," katanya, seperti dikisahkan kembali anggota keluarga, seperti dilaporkan The New York Times.  

Miriam membekuknya sampai hampir 1 jam sebelum polisi datang dan menangkap pelaku. 

Dalam 3 tahun, Miriam menangkap hampir semua pelaku. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, mulai anggota geng kriminal, seorang pemeluk Kristen yang taat, sopir taksi, sales mobil, sampai pengasuh anak. Secara keseluruhan Miriam sudah menangkap 10 orang. 

Prestasi yang luar biasa untuk ukuran seorang perempuan warga sipil paruh baya sehingga membuatnya terkenal. Namun, ketenaran Miriam jusru mengundang malapetaka. Kedekatannya dengan pemerintah dan polisi membuat kelompok kartel muak. 

Pada 2017, beberapa pekan setelah berhasil memburu target terakhirnya, Miriam ditembak mati di depan rumahnya. Saat itu suaminya sedang menonton TV di dalam rumah. Sang suami kaget melihat istrinya ambruk dalam posisi telungkup di jalan. Saat itu tangannya masih terselip di dalam tas, sepertinya hendak mengambil pistol untuk melawan. 

Bagi banyak warga San Fernando, Miriam dianggap sebagai pahlawan dan simbol melawan impunitas para penjahat. Perjuangan Miriam dilanjutkan putranya, Luis (36). (*)

Editor : Burhan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut