JAKARTA, iNewsSerpong.id - Harga rumah subsidi tahun 2023 akan naik sekitar 7% hingga 8% tahun ini. Demikian prediksi dari pihak Real Estat Indonesia (REI).
Sehubungan itu, pihak REI meminta pemerintah agar subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa diperluas lagi kepada masyarakat berpenghasilan tanggung (MBT).
Direktur Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Fitrah Nur mengaku, pihaknya sama sekali belum membahas wacana tersebut, karena keterbatasan kas negara yang dimiliki pemerintah saat ini.
Fiskal Pemerintah Terbatas
"Kami belum mewacanakan itu sama sekali, karena fiskal pemerintah sangat terbatas di tahun 2023," kata Fitrah di acara '99 Group Property Outlook 2023', yang digelar di kawasan Thamrin, Jakarta, Kamis (19/1/2023).
Dia memastikan, yang bisa dilakukan pemerintah saat ini terkait pemberian subsidi di sektor perumahan tersebut adalah menaikkan kuota fasilitas likuditas pembiayaan perumahan (FLPP) menjadi 220.000 unit rumah.
"Dengan jumlah uangnya mencapai sekitar Rp25 triliunan," ujarnya. Terkait dengan penetapan harga rumah subsidi, Fitrah menjelaskan bahwa kendalanya masih terkait dengan peraturan perpajakan.
Meskipun PP No. 49 tahun 2021 sebagai turunan dari UU No. 7 tahun 2021 tentang perpajakan sudah keluar, lanjut Fitrah, namun saat ini beleid tersebut masih harus menunggu Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
"Usulan kita ke Kementerian Keuangan sudah masuk, istilahnya sekarang kita tinggal menunggu PMK-nya saja. Prediksi kita di awal tahun 2023 harga (rumah) baru sudah ada. Jadi bolanya itu sudah bukan di Kementerian PUPR sekarang, tapi di Kementerian Keuangan.
Karena soal kenaikan harga (rumah subsidi) itu adanya di PMK," terang Fitrah. Disisi lain,Bank Indonesia (BI) memperkirakan bahwa suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) di tahun 2023 ini bakal mengalami penurunan.
Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Agus Fadjar Setiawan menjelaskan, penurunan antara lain dikarenakan masih terbatasnya respons terhadap suku bunga KPR itu sendiri.
"Dari sisi perbankan, sebenarnya respons suku bunga KPR ini masih terbatas, dan jika dilihat secara rata-rata suku bunga KPR itu diperkirakan akan menurun," bebernya.
Dia menjelaskan, penurunan suku bunga KPR tentunya juga akan turut mendukung perkembangan sektor properti di Tanah Air, yang pada tahun 2023 diperkirakan masih bakal memiliki prospek cerah.
Apalagi, dari sisi index lending standard untuk KPR, Agus mengatakan bahwa posisinya juga masih berada di zona longgar. (*)
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Kamis, 19 Januari 2023 - 20:55 WIB oleh Michelle Natalia dengan judul "Harga Rumah Subsdi Bakal Mahal Tahun Ini, PUPR: Bolanya Ada di Kemenkeu".
Editor : Syahrir Rasyid