Shalat merupakan kebutuhan bagi umat Islam, karena shalat merupakan media bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah. Shalat yang ditegakkan secara konsisten merupakan bukti komitmen terhadap pelaksanaan misi penciptaan manusia di muka bumi ini, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT.
Konsisten menegakkan shalat merupakan salah satu persyaratan yang harus dimiliki seseorang jika ingin mendapatkan petunjuk dari mempelajari Al-Qur’an. Konsisten menegakkan shalat sekaligus juga menjadi salah satu ciri orang yang bertakwa. Allah SWT berfirman:
“Kitab (Al-Qur’an) itu tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS. Al-Baqarah [2]: 2 – 3).
Selanjutnya, perlu diketahui bahwa tidak hanya kuantitas yang harus ditingkatkan, namun yang lebih penting lagi adalah meningkatkan kualitas shalat. Shalat merupakan penentu kebaikan amal seorang muslim, sehingga shalat merupakan amal yang pertama kali dihisab pada hari kiamat. Baginda Rasulullah SAW juga bersabda:
“Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari amal seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik maka dia telah berbahagia dan sukses, tetapi apabila shalatnya jelek maka ia telah celaka dan merugi. Dan apabila ia kurang dalam melakukan shalat wajib maka Allah akan berkata: “Lihatlah apakah hamba-hamba-Ku memiliki shalat sunnah?” Lantas disempurnakan dengannya yang kurang dari shalat wajib itu. Kemudian yang demikian itu berlaku pula untuk seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Baihaqi).
Begitu dahsyatnya shalat. Maka celakalah seorang muslim yang meninggalkan shalatnya. Apa yang mau dihisab nanti kalau shalatnya saja tidak ada? Yang rajin shalat saja, jika shalatnya jelek Baginda Rasulullah SAW masih menyebutnya sebagai orang yang celaka dan merugi.
Dalam hadits yang lain, Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk maka seluruh amalnya pun akan buruk.” (HR. Ath-Thabrani).
Kualitas shalat ditentukan oleh kekhusyukan seseorang dalam mendirikan shalat. Shalat yang khusyuk menjadi penentu kebahagiaan atau keberuntungan hidup seseorang. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya: “Sungguh, beruntunglah orang-orang mukmin. (Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS. Al-Mukminun [23]: 1 – 2).
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
Editor : Syahrir Rasyid