Namun tak langsung berdiri, selama dua minggu setelah di PHK Indrayani mempelajari kembali ilmu terkait produksi sepatu. Kemudian dia membeli bahan baku dan mesin produksi.
"Kita keluar dari perusahaan kita aplikasikan di rumah tapi dengan produk yang beda. Kalo itu (perusahaan) kan buat skateboard dan running Sekarang kita di soccer dan futsal," katanya.
Indrayani fokus memproduksi sepatu untuk sepak bola dan futsal. Memang, untuk sementara ini kata dia sepatu yang diproduksi belum memiliki merk, lantaran masih baru.
"Lagi mau buat produk sendiri, sementara non brand untuk nopang kehidupan di rumah," katanya.
"Rencananya emang mau brand sendiri ini lagi mau ketemu sama development, bikin pola harus Ketemu yang ahli buat design untuk merk sendiri, buat dijual di online," tambahnya.
Meski demikian, sepatu produksinya laki keras di pasaran. Indrayani mengungkapkan dalam sebulan dia bisa mengirim 300 sampai 500 pasang sepatu ke berbagai daerah di Indonesia. Indrayani dibantu oleh 6 karyawannya untuk memproduksi sepatu.
"Pengirimannya ke daerah Gresik, Sidoarjo, Karawang, Surabaya. Iyah nasional masih di Indonesia saja. Per bulan 300 sampai 500 pasang. Udah diterimanya di pasar karena kualitas udah standard," ungkapnya.
Indrayani menjual sepatunya per pasang Rp65 ribu. Biasanya, dia menjual di pasar daring dan media sosial. Rata-rata pelanggannya adalah penjual sepatu yang membeli produknya dengan jumlah banyak. (*)
Indrayani bangun usaha sepatu bola. (Foto : Irfan Maulana)
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Rabu, 23 November 2022 - 21:56 WIB oleh Irfan MaulanaIDXChannel dengan judul "Dulu Jadi Korban PHK, Indrayani Kini Sukses Jualan Sepatu Bola".
Editor : Syahrir Rasyid