Bersihnya hati adalah modal yang utama untuk bersemayamnya takwa dalam dada seorang hamba. Sebagaimana sabda Baginda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa: “Takwa itu ada di sini (seraya beliau Rasulullah SAW menunjuk ke dadanya tiga kali)”.
Sementara itu, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Ketahuilah bahwa dalam jasad ada segumpal darah. Kalau ia baik maka seluruh jasad menjadi baik, dan kalau ia rusak maka seluruh jasad menjadi rusak. Ketahuilah, segumpal darah itu adalah hati.”
Memperbanyak Doa
Doa adalah permohonan seorang hamba kepada Allah SWT. Ketika seorang hamba berdoa, maka berarti dia menunjukkan bahwa dia butuh kepada Allah SWT. Selain itu, dengan berdo’a maka berarti dia memiliki harapan besar di masa depan.
Dengan berdoa, seorang hamba meyakini bahwa hanya Allah sajalah yang mampu mewujudkan harapan dan kesuksesannya. Dia tawadhu dan jauh dari rasa sombong. Dia juga yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa-doanya.
Ramadhan, merupakan momentum yang paling tepat bagi seorang hamba untuk memperbanyak doa kepada Allah SWT. Oleh karenanya, Ramadhan disebut juga sebagai syahrud du’a (bulan berdo’a).
Allah SWT berfirman: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah [2]: 186).
Ayat di atas, terletak persis setelah ayat yang membahas tentang puasa Ramadhan di surat Al-Baqarah [2] ayat 183 – 185. Hal ini mengandung makna bahwa betapa pentingnya memperbanyak do’a di bulan Ramadhan, sekaligus menunjukkan bahwa sepanjang waktu Ramadhan adalah waktu yang mustajabah untuk berdo’a kepada Allah SWT.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
Editor : Syahrir Rasyid