JAKARTA, iNewsSerpong.id - Setiap 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh Sedunia lebih akrab di telinga dengan sebutan May Day. Berbagai aktivitas digelar namun pada umumnya berbentuk demonstrasi turun ke jalan menuntut hak hak kaum buruh.
Sejumlah negara menjadikan peringatan May Day sebagai hari libur nasional, tak terkecuali di Indonesia. Peringatan ini berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial pada buruh.
Penguasa Zaman dan Buruh
Adapun kehidupan kaum buruh di Indonesia penuh dinamika, dan sangat dipengaruhi oleh kebijakan para penguasa di zamannya. Pada era Orde Baru, aktivis buruh yang terlalu keras seringkali hilang tak berbekas bahkan ditemukan meninggal dunia.
Setidaknya, terdapat empat tokoh aktifis buruh di Indonesia yang terkenal sangat aktif dan konsisten memperjuangkan hak kaum buruh sepanjang hayatnya. Siapa saja mereka? Berikut rangkumannya.
1. Marsinah
Marsinah adalah aktivis buruh yang sulit dilupakan namanya. Marsinah menjadi ikon perjuangan kaum buruh melawan penindasan. Fotonya kerap dipajang oleh para buruh saat sedang melakukan demonstrasi.
Semasa hidup, Marsinah dikenal vokal menyuarakan hak-hak kaum buruh. Perjuangan Marsinah terpaksa terhenti setelah diculik, disiksa dan diperkosa secara brutal. Jenazah Marsinah ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sebuah gubuk di daerah Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur.
Foto Marsinah sering dibawa demontstrasi para buruh. (Foto : Ist)
Kasus pembunuhan Marsinah ini menjadi salah satu kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat yang pernah terjadi di Indonesia dan menarik perhatian dunia. Marsinah seorang aktivis dan buruh pabrik pada PT Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
2. Muchtar Pakpahan
Muchtar Pakpahan adalah pendiri serikat buruh independen pertama di Indonesia. Dia merupakan pendiri sekaligus mantan Ketua Umum DPP Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (1992-2003).
Usahanya yang gigih memperjuangkan kenaikan gaji buruh, Muchtar memperoleh berbagai penghargaan hak asasi manusia dari dunia internasional.
Pada tahun 2003 dia meninggalkan Serikat Buruh dan mendirikan Partai Buruh Sosial Demokrat. Muchtar Pakpahan meninggal pada 21 Maret 2021 karena menderita kanker.
Muchtar Pakpahan. (Foto : Ist)
Editor : Syahrir Rasyid