Pada acara tersebut, turut hadir jajaran BAIS TNI lainnya, seperti Dir B BAIS TNI Marsma TNI Destiyanto, Direktur G BAIS TNI Laksma TNI Ibnu Anas, Kolonel Sus Hendra Gunawan, Kolonel Inf Hendry, dan Kolonel Inf Hanry Bukhori.
Bambang menambahkan bahwa selain konflik militer dan intelijen, konflik antara Rusia dan Ukraina juga terjadi di beberapa front lainnya, seperti serangan siber, front diplomasi, sanksi ekonomi, dan front informasi. Sejak penggulingan Presiden Yanukovich pada Februari 2014, 'pertempuran' di berbagai front ini telah terjadi.
"Buku ini tidak hanya membahas secara rinci pertempuran militer sehari-hari, tetapi juga melibatkan pertempuran di front-front lain dan perkembangan teknologi yang digunakan oleh kedua belah pihak dalam perang ini. Buku ini berakhir dengan beberapa prediksi skenario yang mungkin terjadi dalam perang yang berlarut-larut hingga saat ini," tambahnya.
Buku ini juga menarik karena dapat menjadi pelajaran dalam menghadapi pertempuran dengan Rusia. Ukraina menerapkan strategi pertahanan rakyat yang melibatkan seluruh warganya, mirip dengan Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) yang dianut Indonesia untuk menjaga kedaulatan negara dari berbagai ancaman.
Bambang menyimpulkan bahwa buku ini merupakan kontribusi positif dari TNI, yang diinisiasi oleh KABAIS TNI, dalam mencerahkan kehidupan bangsa melalui pengetahuan tentang perang. Dengan demikian, buku ini dapat menjadi media pembelajaran sepanjang hayat yang reflektif dan transformatif, sehingga bangsa Indonesia dapat terus unggul dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya dalam menjaga pertahanan dan kedaulatan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta