Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kondisi kita mengalami kehancuran, banyak orang yang dahulu ingin selalu berdekatan dengan kita, perlahan namun pasti semuanya justru menjauhi kita. Bagaikan istilah, jangankan manusia bahkan lalat pun tak mau mendekat lagi dengan kita.
Namun yakinlah bahwa apapun kondisi yang kita alami saat ini, suka ataupun duka, gembira ataupun lara, bahagia ataupun sedih, semuanya adalah yang terbaik yang Allah berikan kepada kita. Simaklah firman Allah SWT yang artinya:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216).
Menurut Imam Ibnu Katsir bahwa sesuatu yang disukai seseorang yang bisa jadi itu buruk baginya adalah bersifat umum dalam setiap perkara. Boleh jadi seseorang menyukai sesuatu, namun ternyata tidak ada kebaikan di dalamnya. Allah Maha Mengetahui akhir setiap urusan hamba-Nya dan Allah yang mengabarkan mana yang baik untuk dunia dan akhiratnya.
Menilik kedua ayat di atas, maka sejatinya apapun yang kita rasakan hari ini merupakan kehendak dan pilihan Allah yang terbaik untuk kita. Kejayaan maupun kehancuran keduanya adalah ujian, yang dengan ujian itu Allah hendak menilai siapa di antara kita yang terbaik sikapnya.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk [67]: 2).
Dalam tafsir Al-Misbah, Prof. Dr. Quraish Shihab menjelaskan bahwa Allah yang menciptakan mati dan hidup untuk satu tujuan, yaitu menguji siapa di antara kita yang paling benar perbuatannya dan paling tulus niatnya. Dia Maha Perkasa yang tidak ada sesuatu pun dapat mengalahkan-Nya, Maha Pengampun terhadap orang-orang yang teledor.
Oleh karena itu, sikapi setiap keadaan yang kita alami dan jalanilah dengan sikap yang terbaik. Jadilah orang yang senantiasa mulia dalam segala suasana, agar kita mendapatkan nilai yang terbaik dari Allah SWT.
Agar kita menjadi orang yang senantiasa mulia dalam segala suasana, maka kuncinya adalah dengan menjalankan dua hal, yakni bersyukur di tengah kejayaan dan bersabar di tengah kehancuran. Sikap syukur dan sabar inilah yang akan menjadikan kita mulia dalam segala suasana.
Janganlah kehancuran menyebabkan menjadi orang yang putus asa, rendah diri, dan tidak dapat menerima kenyataan hidup. (Foto : Ist)
Editor : Syahrir Rasyid