JAKARTA, iNewsSerpong.id - Pasar industri properti khususnya sektor perkantoran terus melempem sejak sebelum pandemi.
Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Ikang Fawzi mengatakan, kondisi itu disebabkan oleh tingginya ketersediaan perkantoran saat ini, namun serapannya justru berkurang.
Di samping itu, menurut Ikang, saat ini telah terjadi pergeseran budaya kerja, terlebih di saat pandemi yang banyak menerapkan aturan-aturan protokol kesehatan, seperti bekerja di rumah (WFH).
Menurut Ikang, ke depan akan ada banyak perubahan yang dilakukan untuk menyesuaikan situasi yang terjadi. "Makanya dilakukan berbagai upaya juga di tengah pandemi, karena kan habit orang saat pandemi berbeda.
Untuk itu kita lakukan penyesuaian, baru orang membeli space kantor sesuai dengan habitnya bekerja di saat pandemi," ujarnya saat dihubungi MNC Portal, Senin (7/2/2022).
Ikang melihat terjadinya over suply terhadap sektor perkantoran ini akan membuat pasar semakin kompetitif. Mau tidak mau, pengembang juga harus menyesuaikan kebutuan perkantoran di pasar.
Sektor properti perkantoran akan melakukan banyak inovasi dari berbagai sisi, terutama dari sisi produk untuk mengikuti kebutuhan, terlebih pasca-pandemi yang akan banyak membuat perubahan pola hidup masyarakat perkantoran.
"Dari berbagai sisi kami akan melakukan inovasi, bagaimana caranya space itu bisa masuk ke harga pasar," sambungnya.
Meski demikian REI optimistis sektor properti perkantoran cepat atau lambat akan bangkit. Sebab menurutnya gedung perkantoran merupakan aset yang tinggal menunggu momentum, ketika geliat aktivitas masyarakat kembali normal.
"Ke depan kita berharap ada regulasi dari pemerintah untuk menghidupkan perekonomian, khususnya perkantoran-perkantoran di gedung itu," pungkasnya. (*)
Editor : Syahrir Rasyid