BMKG menjelaskan bahwa fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan ini, jika ditinjau secara lebih mendalam dengan dua penjelasan di atas, tidak termasuk kedalam kategori gelombang panas.
"Secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya," BMKG menjelaskan.
Dan secara indikator statistik suhu kejadian, lonjakan suhu maksimum yang mencapai 37,2°C melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat beberapa saat lalu hanya terjadi satu hari tepatnya pada tanggal 17 April 2023. Suhu tinggi tersebut sudah turun dan kini suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 hingga 36°C di beberapa lokasi.
Sebelumnya, beberapa suar matahari terkuat yang pernah tercatat telah meletus dari Matahari kita dalam beberapa hari terakhir, dan semuanya diarahkan tepat ke Bumi.
Ledakan ini, yang diklasifikasikan sebagai X1.3 dan X1.2, terjadi dari wilayah aktif matahari yang dikenal sebagai AR 3663 pada tanggal 5 Mei 2024, masing-masing pada pukul 06:01 dan 11:54 UTC, menurut Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa NOAA.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com judul "Suar Matahari Meledak Kuat, BMKG Peringatkan Gelombang Panas Menuju Indonesia".
Editor : Syahrir Rasyid