JAKARTA, iNewsSerpong - Sangat serius, Eropa dan Amerika Serikat (AS) berupaya menghambat masuknya mobil listrik buatan China ke wilayah mereka dengan mengenakan tarif atau pajak yang mahal.
CEO BYD, Wang Chuanfu, mengungkapkan bahwa banyak politisi di AS dan Eropa khawatir dengan mobil listrik China yang murah.
“Jika Anda tidak cukup kuat, mereka tidak akan takut pada Anda,” kata Wang pada sebuah acara industri akhir pekan lalu. Ia menambahkan, "ada banyak contoh politisi di negara lain yang khawatir tentang mobil listrik di China."
Bea Masuk Tinggi
Komentar ini muncul saat AS dan Eropa berencana menghambat impor mobil listrik China dengan tarif baru.
Wang menyebutkan bahwa AS berupaya menaikkan tarif impor produk buatan China, termasuk mobil listrik, baterai, dan mineral penting.
Uni Eropa juga diperkirakan akan segera memberlakukan tarif baru yang ditujukan untuk mobil listrik China.
Eropa meluncurkan penyelidikan terhadap mobil listrik buatan China karena pasar global "sekarang dibanjiri mobil listrik yang lebih murah," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada September 2023.
China sejak itu mengancam akan membalas dengan tarif 25% untuk impor karena ketegangan perdagangan global memanas.
Mobil listrik buatan China mulai mengambil alih pasar global. BYD membukukan penjualan tertinggi kedua bulan lalu setelah memperkenalkan serangkaian mobil listrik (dan PHEV) baru dengan harga lebih rendah.
BYD Seagull baru, mobil listrik termurahnya, dibanderol mulai USD9.700 (Rp160 juta) di China.
Bahkan di pasar luar negeri, "mini Lamborghini" (didesain oleh mantan desainer Lamborghini Wolfgang Egger) masih menjadi salah satu pilihan listrik termurah. Di Brazil, Seagull EV dimulai dengan harga sekitar USD20.000 (Rp325 juta).
Editor : Syahrir Rasyid