Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang
SABTU, 17 AGUSTUS 2024, kita semua akan merayakan hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tercinta yang ke-79 tahun. Kemerdekaan adalah sebuah nikmat luar biasa yang patut kita syukuri kepada Allah Ta’ala.
Tasyakur kemerdekaan wajib kita lakukan, karena sampai saat ini masih banyak bangsa dan negara yang belum mendapatkan kemerdekaannya alias masih berada dalam cengkraman penjajah. Dengan nikmat kemerdekaan ini, kita merasakan keamanan, ketenangan dan kebebasan hidup.
Kemerdekaan adalah nikmat terbesar yang Allah Ta’ala berikan kepada bangsa Indonesia. Menyadari akan hal itu, maka para pendiri bangsa kemudian menyatakannya dalam alinea ke-3 pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945: “Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa”.
Sungguh mulia hati, perkataan, dan perbuatan para pendiri bangsa ini. Inilah makna tasyakur kemerdekaan yang sesungguhnya, dimana hati mengakui bahwa kemerdekaan bukan semata-mata hasil perjuangan, namun merupakan nikmat dari Allah yang Maha Kuasa.
Pengakuan dari hati, kemudian diucapkan dengan lisan dan diakhiri dengan mengabadikan bersatunya hati dan lisan dalam bentuk perbuatan. Maka tertulislah pada pembukaan UUD 1945 bentuk syukur dari para pendiri bangsa ini.
Para pendiri bangsa memahami betul firman Allah Ta’ala yang artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya adzab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS. Ibrahim [14]: 7).
Genap 79 tahun usia kemerdekaan negara kita tercinta. Sebagai generasi penerus perjuangan para pendiri bangsa, tugas kita saat ini adalah mengisi kemerdekaan demi mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan bangsa bahkan dunia.
Lalu, dengan cara apa kita melakukan tasyakur kemerdekaan saat ini?
Jawabannya tentu akan beragam. Berbagai macam cara dapat kita lakukan sebagai bentuk tasyakur kemerdekaan.
Bersyukur atas nikmat kemerdekaan dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal yang positif, apa pun itu, sesuai dengan profesi atau tugas kita masing-masing.
Namun demikian, terdapat hal-hal positif utama yang dapat direkomendasikan untuk dilakukan dalam rangka tasyakur kemerdekaan. Hal-hal positif tersebut di antaranya dapat dipaparkan berikut ini.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
Berdo’a Bersama
Sebagai bangsa yang besar, kita tidak boleh melupakan sejarah perjuangan dari para pendiri bangsa ini. Mereka telah berjuang dan berkorban sampai dengan titik darah penghabisan sebagai syuhada. Para pejuang pendiri bangsa itu pun tidak sedikit jumlahnya.
Saat ini, in syaa Allah mereka tengah menikmati buah dari perjuangan mereka berupa pahala di sisi Allah Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki." (QS. Ali Imran [3]: 169).
Untuk itu, dalam rangka tasyakur kemerdekaan ke-79 ini, alangkah baiknya jika diisi dengan do’a bersama untuk para pejuang pendiri bangsa, dan tentunya do’a untuk kebaikan bangsa dan negara kita, kini dan nanti.
Dzikrullah
Dzikrullah (mengingat Allah) adalah bentuk penghambaan sekaligus ketakwaan seorang hamba kepada Allah Ta’ala. Seorang hamba yang senantiasa mengiringi hidupnya dengan berdzikir kepada Allah Ta’ala, maka hatinya akan selalu dekat dengan Dzat Yang Maha Melindunginya.
Tasyakur kemerdekaan yang diisi dengan dzikrullah menyebut-nyebut asma Allah, tasbih, tahmid, tahlil, dan kalimat-kalimat thayyibah lainnya, sungguh akan mampu menghadirkan suasana lain dalam peringatan HUT kemerdekaan RI.
Andai seluruh umat Islam melakukan dzikrullah dalam rangka peringatan HUT RI, maka ketenangan hati dan kedamaian akan turun di tengah-tengah bangsa dan negara kita. Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 28).
Tadabbur
Hal positif lainnya yang direkomendasikan untuk dilakukan dalam rangka tasyakur kemerdekaan adalah tadabbur kemerdekaan. Tadabbur adalah proses kontemplasi yang mendalam dan bijaksana dimana hati dan pikiran dilibatkan bersama untuk memahami esensi dari kemerdekaan.
Dengan mentadabburi kemerdekaan, kita dapat merasakan bagaimana pahit-getir dan perih-pedihnya para pendiri bangsa berjuang merebut kemerdekaan dari cengkraman penjajah. Dulu para pendiri bangsa rela meninggalkan keluarga, mengorbankan harta dan bahkan jiwanya untuk meraih kemerdekaan.
Tadabbur adalah proses kontemplasi yang mendalam dan bijaksana dimana hati dan pikiran dilibatkan bersama untuk memahami esensi dari kemerdekaan. (Foto: Ist)
Kini, kita tinggal menikmati buah dari perjuangan mereka. Tak perlu lagi kita memanggul senjata dan bergerilya melawan penjajah. Maka, agar kita tidak seperti kacang yang lupa akan kulitnya, tadabbur kemerdekaan menjadi solusinya.
Banyak hal yang dapat ditadabburi dari kemerdekaan. Kita dapat belajar makna syukur atas nikmat kemerdekaan, nilai-nilai pengorbanan, disiplin, kesetiaan, kerja sama, semangat dalam berjuang, dan hal-hal baik lainnya. Hasil dari tadabbur tersebut kemudian diimplementasikan dalam perjuangan untuk mengisi kemerdekaan.
Perlombaan Penuh Makna
Demikian pula dengan perlombaan dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-79, adalah suatu hal yang wajar untuk diselenggarakan. Namun demikian, panitia penyelenggara sebaiknya lebih selektif dengan tidak hanya menyelenggarakan perlombaan yang sifatnya hura-hura.
Lomba yang diselenggarakan juga jangan sampai menjadikan kita lupa terhadap esensi hari kemerdekaan. Oleh karenanya, perlu juga diselenggarakan perlombaan yang memiliki dampak positif bagi lingkungan.
Lomba kebersihan lingkungan misalnya. Lomba ini dapat membuat lingkungan menjadi lebih bersih, sehat, indah dan rapi. Selanjutnya lomba kreativitas daur ulang. Lomba ini selain bermanfaat bagi lingkungan juga berdampak terhadap kegiatan ekonomi sirkular.
Tentu masih banyak lomba bermanfaat lainnya yang dapat dijadikan pilihan untuk diselenggarakan. Semoga dengan tasyakur kemerdekaan, Allah Ta’ala menjadikan Indonesia Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.
Semoga kita juga mampu mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa. Dirgahayu Republik Indonesiaku tercinta yang ke-79: Nusantara Baru Indonesia Maju. (*)
Lomba yang diselenggarakan juga jangan sampai menjadikan lupa terhadap esensi hari kemerdekaan. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid