Sebab jika diterangkan ilmiah, perjalanan Isra Mi'raj ini menurut perhitungan akal manusia sangat mustahil. Pertama, menurut teori Einstein, suatu benda termasuk jasad manusia seperti jasad Nabi SAW tidak mungkin berjalan secepat cahaya.
Kecepatan cahaya disebut kecepatan mutlak dan jika ada benda berjalan secepat cahaya maka benda itu akan terurai atau hancur. Kedua, seandainya Nabi SAW dalam Miraj dapat berjalan secepat cahaya dalam perhitungan ilmiah manusia, Nabi SAW baru akan tembus batas langit pertama sekitar 11 milar tahun.
Belum lagi ke Sidratul Muntaha yang berada di atas langit ketujuh. Namun, apa yang dikehendaki oleh Allah SWT pasti terjadi. Kemampuan Tuhan itu tidak bisa diukur dengan perkiraan manusia. Maka dengan kehendak Ilahi itu, Nabi SAW memang telah melakukan Isra Mi'raj.
Tentang bagaimana caranya, hanya Allah yang Mahatahu. Manusia hanya dapat membayangkan bahwa Nabi Muhammad SAW telah mengadakan perjalanan ke langit tujuh dengan kendaraan yang kecepatannya bermiliar-miliar kali lebih cepat daripada perjalanan cahaya yang sedetik tujuh kali keliling bumi itu.
Inilah hikmah Isra Mi'raj yakni untuk mengukuhkan iman tentang peristiwa perjalanan suci Nabi Muhammad SAW. Demikian penjelasan wujud Buraq kendaraan Nabi Muhammad SAW saat melakukan Isra Mi'raj bersama Malaikat Jibril. Wallahu A'lam. (*)
Editor : Syahrir Rasyid