Sementara itu, Ford mencatat kerugian lebih besar. Untuk divisi Model e, mereka mengalami kerugian mencapai 1,1 miliar dolar AS (sekitar Rp16,9 triliun) dengan penjualan 23.957 unit, yang berarti kerugian per kendaraan sebesar 47.600 dolar AS (Rp731,2 juta).
Pendiri Xiaomi, Lei Jun, menyatakan bahwa perusahaan belum memiliki rencana untuk menjual kendaraan listrik di luar China dalam waktu dekat untuk menghasilkan keuntungan. Ia lebih memilih untuk fokus pada pasar domestik selama tiga tahun ke depan sebelum memasuki pasar global.
Untuk memperbaiki kondisi ini, Xiaomi berencana meluncurkan model kedua berupa SUV listrik yang sedikit lebih besar dari SU7. Model ini diperkirakan akan diperkenalkan sebelum akhir tahun ini dan dijadwalkan mulai dikirimkan kepada konsumen pada awal 2025. (*)
Editor : Syahrir Rasyid