Bukankah ada di sekitar kita orang-orang yang murtad? Awalnya mereka beragama Islam, kemudian karena satu dan lain hal, maka dia pun berubah haluan dan berganti agama, maka jadilah dia orang murtad alias kafir.
Apa jadinya, apabila mereka meninggal dalam kondisi murtad alias tidak beragama Islam? Tentu ini adalah kondisi dimana kematian tidak dikehendaki sejatinya. Karena kematian seperti itu akan mengantarkan dia ke dalam siksa api neraka yang kekal selama-lamanya.
Baginda Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Siapa pun yang akhir ucapannya (ketika menjelang ajal) kalimat La ilaha illallah maka ia masuk surga.” (HR. At-Thabrani, Al-Baihaqi, Al-Hakim dari sahabat Mu’adz bin Jabal).
Para ulama berbeda pendapat terkait dengan penjelasan dari hadits di atas. Sebagian ulama berpendapat bahwa hadits ini memberikan jaminan kepada orang yang mengucapkan kalimat La ilaha illallah di akhir hayatnya, bahwa dia akan langsung masuk surga.
Pendapat yang lain mengatakan bahwa tidak bisa langsung masuk surga, tetapi harus dibersihkan terlebih dahulu dosa-dosanya di dalam neraka. Setelah bersih, barulah dia dimasukkan ke dalam surga.
Namun demikian, Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang telah ada (ketetapan) yang baik untuk mereka dari Kami, mereka akan dijauhkan (dari neraka).” (QS. Al-Anbiya [21]: 101).
Dengan kata lain, bahwa bagi orang yang berhasil mengucapkan kalimat La ilaha illallah di akhir hayatnya, artinya meninggal dalam kondisi beragama Islam, maka itulah kondisi meninggal yang terbaik.
Berdasarkan pendapat yang mana pun, baik itu masuk surga secara langsung tanpa dibersihkan dulu di neraka, atau pun dibersihkan dulu di neraka, pada intinya orang tersebut tidak akan disiksa selama-lamanya di dalam neraka, dan pada akhirnya tetap akan masuk surga.
Semoga kita senantiasa diberikan taufik dan hidayah oleh Allah sehingga mampu menjaga dan meningkatkan ketakwaan kepada-Nya. Kita juga berharap, semoga kita mampu menjaga kalimat tauhid di dalam hati kita dan di akhir hayat nanti kita mampu mengucapkan kalimat La ilaha illallah. (*)
Tidak sedikit orang dengan iman dan takwanya sangat bergantung kepada suasana, tempat, waktu, situasi, dan kondisi. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid