Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Hak Allah yang wajib dipenuhi para hamba-Nya ialah mereka hanya beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Sedangkan hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah ialah sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.”
Muadz bertanya: “Wahai Rasulullah! Tidak perlukah aku menyampaikan kabar gembira ini kepada orang-orang?” Baginda Rasulullah menjawab: “Janganlah kau sampaikan kabar gembira ini kepada mereka sehingga mereka akan bersikap menyandarkan diri (kepada hal ini dan tidak beramal shalih).”
Hadist di atas diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, Abu Awanah, Ath-Thabrani, Abu Dawud ath-Thayalisi, dan masih banyak perawi lainnya. Namun dalam riwayat Al-Bukhari ada tambahan: “Lalu di akhir hayatnya, Muadz mengabarkan hadits ini (kepada manusia) karena takut dosa (menyembunyikan) ilmu.”
Seseorang yang berakhlakul karimah terhadap Allah, dia juga akan memiliki sikap ikhlas, ridha, tawakal, pandai bersyukur dan bersabar, serta taat kepada segala perintah dari Allah dan Rasul-Nya yang dijalankannya dengan sepenuh hati, tidak hanya sekedar formalitas belaka.
Akhlak kepada Sesama Manusia
Sementara itu, dalam konteks hubungannya dengan sesama manusia (Hablum Minannas), seseorang yang berakhlakul karimah akan memiliki perilaku dan budi pekerti yang disukai oleh banyak orang. Dia senantiasa menebarkan kebaikan, kasih sayang, kepedulian, dan hal-hal positif lainnya.
Akhlakul karimah akan tercermin dalam keseharian orang tersebut melalui perkataannya yang jujur dan menyejukkan, serta perilakunya yang sejalan dengan ucapannya. Tidak hanya itu, dia juga senang membantu dan menolong orang lain, amanah dan tidak berkhianat.
Lebih dari itu, akhlakul karimah juga ditunjukkannya melalui kepeduliannya terhadap lingkungan, menjaga kelestarian alam, dan tidak suka menyakiti atau menyiksa binatang. Jika terhadap makhluk Allah yang lain saja begitu mulia akhlaknya, maka pasti dia pun akan memiliki akhlak yang lebih mulia lagi terhadap sesama manusia.
Inilah konsep keseimbangan hidup orang-orang yang berakhlakul karimah. Menjaga hubungan baik dengan Allah sebagai Tuhannya, dan juga menjaga hubungan baik dengan manusia sebagai sesama makhluk Allah. Akhlakul karimah harus tercermin dalam kedua hubungan tersebut. (*)
Seseorang yang berakhlakul karimah memiliki perilaku dan budi pekerti yang mulia dalam hubungan dengan sesama manusia. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid