Kariernya terus menanjak dengan menjabat Danrem 061/Surya Kencana (1995), Kasgartap-1 Ibu Kota (1996), hingga Kasdam Jaya (1996). Promosi sebagai Pangdam Jaya diperolehnya pada September 1997, tapi kariernya diuji saat kerusuhan Mei 1998 di Jakarta, di mana ia ditunjuk sebagai Panglima Komando Operasi.
Setelah beberapa tahun, Sjafrie melanjutkan kariernya sebagai Kapuspen TNI pada tahun 2002 dan akhirnya menjabat Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan pada tahun 2005 di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kesaksian Prabowo
Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa ia dan Sjafrie telah bersahabat dekat sejak mereka berdua di akademi militer. Keduanya sama-sama menempuh pendidikan di Paviliun 5, Lembah Tidar dan menjalani berbagai pelatihan bersama. Meskipun kemudian berpisah untuk menjalani karier masing-masing, keduanya tetap menjalin ikatan yang kuat selama bertahun-tahun.
“Selanjutnya kita berkarier masing-masing. Beliau menjadi pengawal presiden, komandan grup di Paspampres, kemudian menjabat sebagai komandan Batalyon di Grup 1, Wakil Asisten Operasi Kopassus, hingga Komandan Korem,” kata Prabowo dalam bukunya ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto.’
Mantan Danjen Kopassus ini menilai Sjafrie Sjamsoeddin bukan hanya sahabat sesama lulusan Akmil '74, tetapi juga sosok yang exempler bagi para junior dan rekan sejawat. Di matanya, Sjafrie Sjamsoeddin memiliki disiplin pribadi yang sangat tinggi, tidak pernah merendahkan orang lain, dan tidak pernah menghalangi prestasi orang lain. Ia juga dikenal selalu memimpin dengan tenang dan berpegang pada prinsip "ing ngarsa sung tulada."
“Beliau adalah sosok yang taat dan teguh pada agamanya. Saya mengalami beberapa tahun tinggal satu kamar bersamanya, dan saya menyaksikan sendiri betapa tidak pernah lepas beliau dari melaksanakan sembahyang lima waktu dan puasa Senin-Kamis. Dia juga sangat teliti,” tutur Prabowo.
“Dalam pelaksanaan operasi di Timor Timur, Aceh, dan Papua, Sjafrie Sjamsoeddin menunjukkan kesuksesan yang signifikan. Beliau sangat dicintai oleh anak buahnya, bersikap tenang, dan memiliki sifat yang pendiam. Saya yakin dia adalah salah satu jenderal terbaik dari generasi saya,” ungkap mantan Pangkostrad tersebut. (*)
Editor : Syahrir Rasyid