HIKMAH JUMAT : Manusia yang Merugi di Bulan Ramadhan

Salah satu keutamaan puasa adalah mengajarkan kita untuk menahan diri, bukan hanya dari makan dan minum, tetapi juga dari perkataan yang tidak baik. Namun, ada sebagian orang yang tetap sibuk dengan ghibah (menggunjing), fitnah, dan perkataan sia-sia.
Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk dosa yang merusak pahala puasa. Maka, orang yang tidak menjaga lisannya di bulan Ramadhan termasuk orang yang merugi.
Baginda Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari).
Berdasarkan hadits di atas, maka sia-sialah puasa seseorang yang tetap berkata dusta dan berbuat keburukan selama dia berpuasa. Puasanya tidak memiliki nilai sedikit pun, maka merugilah dia karena hanya mendapatkan lapar dan dahaga dari puasanya itu.
Ramadhan seharusnya menjadi waktu untuk memperbaiki diri dan menjauhi maksiat. Namun, ada orang-orang yang tetap tenggelam dalam kemaksiatan seperti berbohong, berbuat curang dalam bisnis, menonton hal-hal yang haram, atau mendekati zina.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah [2]: 183).
Takwa adalah melaksanakan segala sesuatu yang diperintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi segala sesuatu yang dilarang Allah dan Rasul-nya. Jika seseorang tetap melakukan maksiat di bulan yang suci ini, berarti ia telah menyia-nyiakan kesempatan besar untuk meraih derajat takwa.
Editor : Syahrir Rasyid