HIKMAH JUMAT : Tahun Baru, Momentum Hijrah Menuju Kebaikan

Semangat hijrah harus diwujudkan dalam bentuk meninggalkan keburukan dan menuju kebaikan. Misalnya, hijrah dari malas menjadi rajin beribadah, dari sifat buruk menjadi akhlak mulia, dari lalai menjadi taat.
Perhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya: "Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak..." (QS. An-Nisa [4]: 100).
Tahun baru adalah momen yang tepat untuk memperbaiki kualitas ibadah kepada Allah, seperti shalat, puasa, dan membaca Al-Qur’an. Selain itu, penting pula memperbaiki hubungan dengan sesama manusia, dengan cara meminta maaf, menjalin silaturahmi, dan meningkatkan kepedulian sosial.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, ...” (QS. Ali Imran [3]: 112).
Buatlah niat (resolusi) berdasarkan tujuan hidup seorang Muslim yakni meraih ridha Allah. Jadikan resolusi tahunan sebagai bentuk penguatan komitmen beribadah, belajar agama, menebar manfaat, serta memperbaiki diri secara terus-menerus dan bersungguh-sungguh. Baginda Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk kepadanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (HR. At-Tirmidzi).
Islam tidak mengajarkan perayaan tahun baru dengan hura-hura, pesta, atau tindakan sia-sia. Tahun baru Islam seharusnya diisi dengan kegiatan positif, seperti kajian keislaman, muhasabah bersama keluarga, dan amal saleh lainnya.
Perhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut ini: "Dan janganlah kamu mengikuti orang-orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya, dan keadaannya sudah melewati batas." (QS. Al-Kahfi [18]: 28).
Editor : Syahrir Rasyid