HIKMAH JUMAT : Saat Ibadah Mulai Terasa Berat
Niat adalah kunci utama untuk bersemangat dalam beribadah. Ketika ibadah dilakukan karena cinta dan rindu kepada Allah, bukan karena kewajiban semata, maka hati akan merasa ringan dan menikmati dalam melakukannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An’am [6]: 162)
Semangat sejati lahir dari niat yang tulus. Maka, periksa niat kita sebelum beribadah. Apakah ibadah kita karena cinta kepada Allah atau hanya sebatas formalitas? Perbaiki dan luruskan niat, agar ibadah kita terasa nikmat.
Baginda Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam beribadah. Beliau berdiri lama ketika shalat di malam hari hingga kakinya bengkak. Ketika Ibunda Aisyah RA bertanya, “Mengapa engkau bersusah payah, padahal dosamu telah diampuni?”
Baginda Rasulullah SAW pun menjawab: “Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibadah yang dilakukan dengan rasa syukur, bukan sekadar kewajiban, akan melahirkan semangat yang tak pernah padam. Karena cinta sejati selalu membawa rindu untuk berjumpa dengan yang dicinta.
Terdapat beberapa tips praktis yang dapat digunakan untuk menyalakan kembali semangat kita dalam beribadah. Yang pertama adalah perbarui wudhu dan hati. Setiap kali wudhu, bayangkan dosa yang ikut luruh bersama air. Setelahnya, shalat sunnah dua rakaat.
Adalah Bilal bin Rabah RA yang mendapat kabar gembira dari Baginda Rasulullah SAW yang mendengar suara langkah sandal Bilal di surga. Saat ditanya Bilal pun menjawab: “Aku tidak pernah berwudhu kecuali aku shalat dua rakaat setelahnya.” (HR. Bukhari)
Dari kisah ini kita belajar bahwa bukan besarnya ibadah yang menentukan nilai ibadah kita, tetapi semangat dan keikhlasan hatilah yang menjadikannya bernilai tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Editor : Syahrir Rasyid