JAKARTA, iNewsSerpong.id - Jenderal bintang 5 di Indonesia cuma ada 3 sosoknya. Mereka adalah orang-orang terpilih yang dinobatkan dengan pangkat tertinggi dalam prajurit angkatan bersenjata Republik Indonesia.
Melansir Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1997, pangkat Jenderal Besar Tentara Nasional Indonesia, Laksamana Besar Tentara Nasional Indonesia dan Marsekal Besar Tentara Indonesia hanya diberikan kepada Perwira Tinggi yang memiliki jasa terhadap perkembangan bangsa dan negara.
Bahkan, pangkat tersebut diberikan oleh Presiden berdasarkan usul Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Adapun, ketiga orang yang berhasil mendapatkan pangkat bintang 5 adalah Jenderal Besar Soedirman, Jenderal Besar AH Nasution dan Jenderal Besar Soeharto.
Kisah Jenderal Bintang 5 di Indonesia
- 1. Jenderal Besar Soedirman
Jenderal Soedirman adalah salah satu jenderal bintang 5 di Indonesia. Pria yang lahir pada 24 Januari 1916 di Bodas, Purbalingga, Jawa Tengah ini mulai dikenal sejak memimpin sebagai Panglima Divisi V pasukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) untuk menghalau pasukan sekutu di Ambarawa.
Saat itu, Jenderal Soedirman baru berpangkat kolonel. Kehadirannya pun membawa semangat baru pasukan TKR sehingga pada 18 Desember 1945 ia dipercaya menjadi Panglima Besar dengan pangkat jenderal.
Dikutip dari buku 'Sejarah 3' terbitan Quadra, pada 3 Juni 1947 pemerintah mengukuhkan TKR menjadi TNI di bawah kepemimpinan Jenderal Sudirman. Ia pun banyak memimpin perang gerilya melawan Belanda yang saat itu menduduki wilayah Indonesia.
Jenderal Soedirman berjuang dengan gigih walaupun dalam keadaan melawan penyakit paru. Setelah perang tersebut, kesehatan Jenderal Soedirman semakin memburuk. Ia pun wafat di Magelang pada 20 Januari 1950 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
- 2. Jenderal Besar AH Nasution
Pemilik nama lengkap Abdul Haris Nasution ini merupakan salah satu jenderal bintang 5 di Indonesia. Pria kelahiran Kotanopan, Sumatera Utara pada 3 Desember 1918 ini mulai bergabung korps perwira cadangan bentukan pemerintah kolonial Belanda pada 1940.
Karier militernya pun dimulai saat menjadi perwira KNIL. Setelah proklamasi kemerdekaan, ia pun bergabung ke dalam TKR dan pada Mei 1946 diangkat menjadi Panglima Regional Divisi Siliwangi Jawa Barat.
Pada masa demokrasi terpimpin, Jenderal AH Nasution dipercaya menjadi Kepala Staf Angkatan Darat. Saat itu, militer memiliki pengaruh dan kekuasaan yang luas sehingga Jenderal AH Nasution memutuskan agar para tentara bebas dari pengaruh Partai Komunis Indonesia.
Sayang, ia masuk dalam daftar penumpasan dalam Gerakan 30 September oleh PKI. Beruntung, ia selamat sehingga menunjuk Mayor Jenderal Soeharto di markas Kostrad untuk menumpas PKI. Ia juga memerintahkan angkatan laut dan kepolisian untuk ikut berpartisipasi.
Dikutip dari buku 'Explore Sejarah Indonesia' terbitan Penerbit Duta, berkat jasanya itu ia dianugerahi pangkat kehormatan sebagai Jenderal besar TNI pada 5 Oktober 1997. Ia juga ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
- 3. Jenderal Besar Soeharto
Jenderal Besar Soeharto berhasil menjadi jenderal bintang 5 di Indonesia yang terakhir. Ia diketahui pernah mengemban tugas-tugas besar selama berkarier di dunia TNI, seperti menjadi pengawal Panglima Besar Soedirman, Panglima Mandala/Pembebasan Irian Barat, Penumpasan G30S PKI hingga memberikan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).
Pria yang lahir pada 8 Juni 1921 ini memulai kariernya dengan pangkat sersan di KNIL. Pada tanggal 12 Maret 1967, ia ditetapkan sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia dan pada 27 Maret 1968 ia dikukuhkan menjadi Presiden ke-2 Indonesia melalui MPRS.
Masa kepemimpinan Soeharto dikenal dengan istilah pemerintahan Orde Baru. Ia meninggal dunia pada 27 Januari 2008 di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta di usia ke-87 tahun setelah 24 hari dirawat.
Nah, bagaimana kisah hidup jenderal bintang 5 di Indonesia di atas? Semoga bisa menginspirasi kalian ya!
(*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait