Memahami Niat Sahur dan Buka Puasa Ramadan

Widaningsih
Semua ulama sepakat, tanpa niat puasa Ramadan maka puasa tidak sah. Karenanya membaca niat puasa sangat penting diketahui umat muslim. (Foto/Ilustrasi : Ist)

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Bulan suci Ramadan sudah didepan mata.  Setiap muslim sebelum menunaikan puasa wajib berniat dan membaca doa puasa. Mulai dari sekarang mulai menyiapkan diri sebab puasa Ramadan akan dijalani selama sebulan penuh.

Semua ulama sepakat, tanpa niat puasa Ramadan maka puasa Ramadan menjadi tidak sah. Imam An Nawawi menjelaskan, secara bahasa, niat (النية) dalam bahasa Arab berarti mengingini sesuatu atau bertekad untuk mendapatkannya.

Sedangkan Imam Al Baidhawi menjelaskan bahwa niat adalah dorongan hati untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan. Dalam kitab fiqih 'Islam wa Adillatuhu', Prof Dr Wahbah Az Zuhaili menjelaskan bahwa menurut istilah syara’, niat adalah tekad hati untuk melakukan amalan fardhu atau yang lain.

Hati Menghadirkan Niat

Niat dengan hanya mengucapkan dilisan belum dianggap cukup. Melafazkan niat bukanlah suatu syarat. Artinya, tidak harus melafazkan niat.

Namun menurut jumhur ulama selain mazhab Maliki, hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.

Sedangkan menurut mazhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafadzkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kapan niat puasa Ramadan ini harus dijalankan? Menurut Prof Dr Wahbah Az Zuhaili, maknanya adalah keinginan secara umum (al iradah al kulliyah).

Sehingga niat dari malam hari tetap dianggap sah dan niat tidak disyaratkan harus berbarengan dengan terbitnya fajar.

Bahkan menurut madzhab Syafi’i, niat puasa Ramadhan berbarengan dengan terbitnya fajar tidak sah. Karena sulitnya menepatkan niat puasa menjelang terbitnya fajar, maka niat puasa Ramadan boleh dilakukan pada malam hari, boleh pula pada waktu sahur. Yang tidak boleh jika niat dilakukan setelah terbitnya fajar.

Berbeda dengan puasa sunnah yang niatnya boleh dilakukan saat pagi. Syaikh Abdurrahman Al Juzairi dalam Fikih Empat Mazhab menjelaskan, menurut madzhab Syafi’i, Hanbali dan Hanafi, niat puasa Ramadhan harus diperbarui setiap hari puasa, pada malam hari sebelum tiba waktu fajar.

Sedangkan menurut mazhab Maliki, niat puasa Ramadan cukup dilakukan sekali di awal asalkan tidak terpotong sakit atau safar yang mengakibatkan tidak puasa.

Menurut mazhab Syafi’i, niat puasa Ramadan tidak bisa diwakili dengan makan sesuatu pada saat sahur. Kecuali jika saat makan sahur terbetik dalam pikirannya bahwa besok akan berpuasa.

Editor : Syahrir Rasyid

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network