Bila merujuk kepada dua ayat di atas, maka bagi seorang muslim terlebih lagi mukmin, sudah tidak ada peluang untuk bermain-main dalam memilih makanan ataupun minuman. Keduanya harus jelas kehalalannya.
Karena bagi seorang muslim yang mukmin, urusan makanan dan minuman, tidak hanya berhenti di urusan perut semata, namun dampaknya sangat panjang dalam hidup dan kehidupan seseorang. Mari kita simak penjelasan di bawah ini.
Tidak Dikabulkannya Do’a
Makanan, minuman, pakaian dan hal-hal yang mengenyangkan perut lainnya yang bersumber dari sesuatu atau terdapat unsur yang tidak halal, menyebabkan do’a tidak dikabulkan Allah SWT. Hal ini ditegaskan Baginda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan kepada kaum mukminin dengan sesuatu yang Allah perintahkan pula kepada rasul. Maka Allah SWT berfirman:
“Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal saleh.” (Al-Mukminun [23]: 51). Dan Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.” (Al-Baqarah [2]: 172).
Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang dalam keadaan dirinya kusut dan kotor, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Rabbku, Wahai Rabbku,” namun makanannya haram, minumannya haram, dan pakaiannya haram, dan kenyang dengan sesuatu yang haram, lalu bagaimana mungkin do’anya akan dikabulkan.”
Tidak Diterimanya Amal Saleh
Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan dari Ibnu Marduwayh, dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata: “Dibacakan ayat ini di sisi Nabi SAW: “Wahai manusia, makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah [2]: 168).
Maka Saad bin Abi Waqqash RA berdiri dan berkata: “Wahai Rasulullah, berdo’alah kepada Allah agar do’a-do’aku diijabah oleh-Nya.” Maka Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Sa’d, perbaikilah makananmu, niscaya do’amu mustajab (dikabulkan).
Demi zat yang menggenggam jiwa Muhammad, sesungguhnya jiwa seorang hamba yang melemparkan satu suap makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak diterima amalnya selama 40 hari.” (HR. At-Thabrani).
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait