Selain puasa Asyura, terdapat juga puasa Tasu’a, yakni puasa pada hari kesembilan bulan Muharram. Baginda Rasulullah SAW pernah berazam untuk menjalankan puasa Tasu’a namun beliau belum sempat menunaikannya karena beliau wafat sebelum Muharram tahun berikutnya tiba. Kemudian para sahabat menjalankan puasa Tasu’a seperti keinginan beliau dalam sebuah hadits dari Ibnu Abbas yang artinya: “Apabila tahun depan (kita masih diberi umur panjang), kita akan berpuasa hari Tasu’a (kesembilan).” (HR. As-Suyuthi).
Muharram Bulan Para Nabi
Keistimewaan lain dari bulan Muharram adalah bulan dimana para Nabi mendapatkan mukjizat atau mengalami peristiwa bersejarah lainnya. Peristiwa-peristiwa bersejarah tersebut di antaranya:
Diterimanya taubat Nabi Adam AS setelah diturunkan dari surga.
Diangkatnya Nabi Idris AS ke tempat yang tinggi.
Diturunkannya Nabi Nuh AS dari kapal setelah banjir bandang.
Diselamatkannya Nabi Ibrahim AS dari panasnya pembakaran api Raja Namrud.
Diturunkannya kitab Taurat kepada Nabi Musa AS.
Dikeluarkannya Nabi Yusuf AS dari penjara.
Disembuhkannya Nabi Ya’qub AS dari penyakit butanya.
Disembuhkannya Nabi Ayyub AS dari penyakit kulit yang lama dideritanya.
Dikeluarkannya Nabi Yunus AS dari perut ikan.
Lautan dijadikan daratan bagi Nabi Musa AS, Nabi Harun AS dan Bani Israil untuk melarikan diri dari kejaran Raja Fir’aun dan pasukannya.
Diampuninya Nabi Daud AS dari kesalahannya.
Diberikannya kekuasaan berupa kerajaan kepada Nabi Sulaiman AS.
Diangkatnya Nabi Isa AS ke langit setelah dikepung bangsa Romawi.
Dimaksumnya Nabi Muhammad SAW.
Begitu istimewanya bulan Muharram, maka jangan sampai kita melalaikan nikmat kesempatan yang Allah Ta’ala berikan kepada kita. Jangan biarkan bulan Muharram berlalu begitu saja tanpa mengoptimalkan amal shalih dalam setiap kesempatan yang telah Allah Ta’ala berikan. (*)
Jangan biarkan bulan Muharram berlalu begitu saja tanpa mengoptimalkan amal shalih. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid