Selain laboratorium, BPOM juga harus memenuhi berbagai standar lain terkait pengawasan obat dan makanan.
"Ada banyak aspek yang dinilai, mulai dari kualitas pengawasan, kapasitas laboratorium, hingga efisiensi dalam menanggapi isu-isu keamanan produk," lanjut Taruna.
Proses penilaian ini akan terus berlangsung hingga akhir tahun, dengan beberapa tahapan penyesuaian yang masih harus diselesaikan.
Keberhasilan BPOM masuk ke WLA juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan industri farmasi global terhadap Indonesia.
"Kami berharap hal ini dapat mendorong perusahaan farmasi internasional untuk lebih berinvestasi di Indonesia. Ini langkah strategis untuk menarik investasi dan meningkatkan kapasitas produksi obat dalam negeri," tambahnya.
Lebih lanjut, BPOM akan memperkuat regulasi terkait obat-obatan inovatif dan bioteknologi.
"Kami menyadari bahwa masih banyak teknologi baru yang belum diatur dengan baik dalam regulasi, termasuk pengembangan sel bioteknologi untuk makanan. Ini menjadi tantangan baru bagi BPOM," jelasnya. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait