Dalam keputusasaannya, Putri kemudian menghubungi Damkar Kota Pekalongan untuk meminta izin curhat. Petugas damkar awalnya mengira ia melaporkan kebakaran, tetapi ternyata Putri hanya ingin mencurahkan isi hatinya sambil menangis.
"Soalnya biar tenang. Kalau ke psikolog kan bayar lagi. Uang itu untuk perputaran jualan," ucapnya.
Petugas damkar dengan sabar mendengarkan cerita Putri dan memberikan dukungan moral. Yudha Wijaya, salah satu petugas Damkar Kota Pekalongan, mengungkapkan bahwa ini bukan kali pertama mereka menerima curhat dari warga.
"Pukul 17.30 WIB, kami mendapat telepon dari saudari Putri. Dia bertanya boleh tidak datang ke sini (kantor damkar), kami bilang silakan. Kebetulan dia warga Pekalongan Utara. Sampai di sini, ia curhat," jelas Yudha.
Kisah Putri menarik perhatian sejumlah warga dan wartawan yang berada di lokasi. Mereka merasa iba dan memberikan bantuan uang agar Putri bisa kembali berdagang setelah menjadi korban penipuan.
Awalnya, Putri sempat menolak bantuan tersebut, namun akhirnya menerimanya sambil menangis terharu. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait