get app
inews
Aa Read Next : Tewas Ditangan Tetangga, Perempuan Paruh Baya di Tangerang Sempat Berteriak

HIKMAH JUMAT : Pentingnya Keshalihan Sosial

Jum'at, 02 September 2022 | 08:34 WIB
header img
Keshalihan individual seyogyanya seiring dan sejalan dengan keshalihan sosial. (Foto : Ist)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma & Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina

SIKAP hidup individualis kini semakin meluas dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat kita. Tak heran jika kini antar tetangga tidak tegur sapa bahkan tidak mengenal satu dengan yang lainnya.

Sikap seperti ini, jika dibiarkan akan sangat mungkin menimbulkan sikap asosial yang sejatinya bertentangan dengan karakter asli manusia sebagai makhluk sosial. Dengan adanya sikap individualis, karakter asli manusia sebagai makhluk sosial pun makin terkikis.

Lebih menyedihkannya lagi sikap individualis ini pun merambah kepada ketaatan seseorang dalam beribadah. Banyak orang yang memilih taat beribadah, namun implementasi nilai-nilai dari ibadahnya tersebut di masyarakat tidak nampak.

Padahal, seluruh ajaran Islam jika diamalkan, tidak hanya membuat pelakunya menjadi shalih secara individual, namun juga shalih secara sosial. Muslim yang shalih sosial adalah muslim yang keshalihan individualnya bertransformasi menjadi rahmat bagi lingkungan sekitar dan seluruh alam.

Dalam sebuah hadits yang sudah sangat populer di tengah-tengah ummat muslim, Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ibnu Hibban).

Berdasarkan hadits di atas maka sejatinya ukuran kebaikan seseorang di sisi Allah diukur dari kebermanfaatan orang tersebut bagi lingkungannya. Hadits ini juga menegaskan bahwa tidak cukup bagi seseorang untuk menjadi manusia terbaik dengan hanya bermodalkan keshalihan secara individual.

Islam adalah agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Oleh karenanya, setiap jenis ibadah yang diajarkan dalam Islam, jika ibadah tersebut dijalankan dengan baik dan benar, maka ibadah tersebut akan mengantarkan pelakunya juga menjadi rahmat bagi semesta alam.

Mari kita lihat fakta di dalam Al Qur’an. Misalkan saja shalat sebagai ibadah ritual, kita jadikan sebagai simbol ibadah yang bersifat vertikal langsung kepada Allah SWT. Di dalam Al Qur’an, disebutkan sebanyak 17 kali.

Sementara itu, zakat sebagai simbol ibadah horizontal kepada sesama manusia, disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 30 kali. Sedekah disebutkan sebanyak 12 kali. Jika digabungkan dengan perintah infak, memberi makan orang miskin, serta ibadah yang berdimensi sosial lainnya, maka jumlahnya mencapai 60 kali.

Ini bukanlah sebuah kebetulan belaka. Ini adalah tanda penuh makna, yakni Islam adalah agama yang tidak hanya mementingkan ibadah ritual, vertikal, dan keshalihan individual. Islam adalah agama yang menuntut kepada pemeluknya untuk mentransformasi ibadah ritual, vertikal, dan keshalihan individualnya menjadi keshalihan sosial.

Mari kita lihat firman Allah dalam Al Qur’an surat Al-Ankabut ayat 45 yang artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat.

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Pada ayat di atas, sekali pun shalat diidentikkan dengan ibadah vertikal, namun ternyata jika dilaksanakan dengan baik dan benar, maka shalat akan mampu mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar. Hal ini menegaskan kembali bahwa Islam menuntut agar seluruh nilai-nilai ibadah diimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari.


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut