Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. - Dosen Universitas Buddhi Dharma & Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina
BANYAK MANUSIA yang berlomba-lomba untuk meraih kemewahan dan kemegahan hidup dunia. Segala cara pun mereka lakukan, sampai-sampai tidak peduli lagi dengan halal dan haram. Seolah-olah mereka berpikir bahwa mereka akan hidup seribu tahun di dunia ini.
Begitulah sifat dasar atau fitrah manusia yang memang diciptakan oleh Allah SWT memiliki kecenderungan dan kecintaan kepada keindahan kehidupan dunia. Allah SWT berfirman yang artinya:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran [3]: 14).
Menurut tafsir Jalalayn, keindahan dan kesenangan hidup dunia yang diperjuangkan dengan segala cara itu akan lenyap dan pergi, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik yakni surga dan itulah yang seharusnya menjadi idaman manusia.
Sementara itu, di dalam tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa kesenangan hidup dunia semuanya adalah fana. Jika dibandingkan dengan kemurahan Allah SWT yang diberikan di negeri akhirat kepada hamba-hamba-Nya yang gigih berjuang di jalan Allah, maka seluruh kemegahan dan kemewahan dunia itu tidak bernilai sedikit pun.
Ya, begitulah kehidupan dunia. Penuh dengan tipu daya dan senda gurau belaka. Oleh karenanya tidak salah jika kita mengatakan dunia penuh canda. Dalam Al-Qur’an surat Muhammad [47] ayat ke-36, Allah SWT mengingatkan kita semua melalui firman-Nya yang artinya:
“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.”
Pada tafsir Jalalayn dan tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa pada ayat di atas, Allah SWT menegaskan agar kita tidak terjebak dengan kehidupan dunia yang isinya hanyalah permainan, kepalsuan, tipuan, dan senda gurau atau canda belaka. Allah menghendaki agar kita beriman, meninggalkan kemaksiatan dan mengerjakan kebaikan, agar Allah memberikan pahala dan kebahagiaan yang sejati.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : iNewsSerpong)
Editor : Syahrir Rasyid