get app
inews
Aa Text
Read Next : SUV Listrik Kompak Rp300 Jutaan dari BYD Siap Meluncur di India  

Tokoh Sederhana dan Cinta Perdamaian dari India, itulah Mahatma Gandhi

Minggu, 29 Oktober 2023 | 07:06 WIB
header img
Mahatma Gandhi merupakan tokoh perdamaian dari India (Foto: AFP)

 

Perjalanan Menjadi Aktivis Sosial 

Gandhi mengalami diskriminasi rasial di Afrika Selatan oleh hakim Eropa di pengadilan Durban yang memintanya untuk melepas sorban dan Gandhi menolak, lalu meninggalkan ruang sidang. Selang beberapa saat kemudian, di perjalanannya ke Pretoria, tanpa omongan apapun, ia diusir dari gerbong kereta api kelas satu dan dibiarkan kedinginan di stasiun kereta api di Pietermaritzbug. Kemudian suatu hari, Gandhi dipukuli oleh pengantar pos berkulit putih dengan alasan karena ia tidak mau menggunakan alas kaki untuk berjalan. Ia juga dilarang masuk ke hotel yang disediakan ‘hanya untuk orang Eropa’.

Aksi penghinaan itu terjadi sehari-hari pada para pedagang dan buruh India di Natal yang menanggapinya dengan pasrah. Gandhi tidak tinggal diam, Ia kesal. Sejak saat itu, Gandhi tidak akan menerima bentuk penghinaan maupun ketidakadilan apapun yang datang padanya dan akan mempertahankan martabatnya sebagai laki-laki dari India.

Selama di Pretoria, ia memahami kondisi rekan-rekannya yang berasal dari Asia Selatan, dan mencoba untuk mengajari mereka mengenai hak dan kewajiban mereka. Suatu hari, ia mendengar bahwa Majelis Legislatif Natal sedang mempertimbangkan rancangan undang-undang tentang mencabut hak pilih bagi orang India. Dengan ketidakminatan terhadap dunia politik terutama politik koloni, Gandhi ingin menentang undang-undang tersebut dan bertekad untuk melakukan perlawanan atas nama bangsa India.

Juli 1894, di usia 25 tahun, dengan cepat, ia mulai mahir menjadi seorang juru kampanye politik. Gandhi menyusun petisi yang ditujukan kepada Badan Legislatif Natal serta pemerintah Inggris dan meminta petisi itu untuk ditandatangani oeh ratusan rekan se-negaranya. Meskipun ia gagal mencegah pengesahan rancangan undang-undang itu, tapi ia berhasil menyita perhatian publik dan pers di Natal, India, bahkan di Inggris mengenai keluhan masyarakat India di Natal.

Kemudian, ia diminta untuk menetap di Durban untuk melakukan praktek hukum dan mengatur komunitas India di sana. Berdirilah Kongres India Natal, di mana posisi Gandhi saat itu menjadi sekretaris. Melalui kongres ini, ia menemukan dan menumbuhkan semangat solidaritas. Ia menerpa pemerintah, badan legislatif, dan media massa dengan pernyataan berlandaskan keluhan masyarakat India. Keberhasilannya sebagai pembicara publik dimuat dalam surat kabar penting, seperti The Times of London.

Dua tahun setelahnya, Gandhi pulang ke India untuk menjemput istrinya, Kasturbai bersama dua anak tertua mereka sebagai pendukung India di luar negeri. Ia bertemu dengan banyak pemimpin terkemuka dan membujuk mereka untuk menyampaikan pidato. Sayangnya, tindakan beserta ucapan yang ia sampaikan di Natal itu menyulut emosi penduduk Eropa. Januari 1897 saat ia mendarat di Durban, ia diserang massa kulit putih dan hampir digantung. Joseph Chamberlain, seorang sekretaris kolonial Inggris menyarankan pemerintah Natal untuk mengadili mereka, tapi Gandhi menolak dan menyatakan bahwa sudah menjadi prinsipnya untuk tidak mengadili sebagai bentuk ganti rugi atas kesalahan pribadi.

Saat berlangsungnya Perang Afrika Selatan tahun 1899, Gandhi mendirikan posko kesehatan yang mempunyai 1.100 sukarelawan dengan 300 orang di antaranya adalah orang India dan sisanya buruh kontrak. Sukarelawan yang ada di posko itu memiliki profesi beragam, mulai dari seorang pengacara dan akuntan serta pengrajin dan buruh. Tugasnya saat itu ialah menanamkan ke dalam diri mereka semangat dalam melayani orang-orang yang mereka anggap sebagai penindas. Tindakannya itu dimuat dalam Pretoria News di zona pertempuran.

Tahun 1906, pemerintah Transvaal merilis peraturan mengenai pendaftaran penduduk India. Masyarakat India di sana hendak melakukan protes massal di Johannesburg yang dipimpin Gandhi yang berjanji untuk menentang peraturan tersebut. Dari sini, lahirlah Satyagraha, pengabdian pada kebenaran, sebuah konsep baru untuk memperbaiki kesalahan dengan mengundang tanpa kekerasan maupun melawan.

Di bawah kepemimpinan Gandhi, kelompok minoritas India terus melakukan perlawanan dan perjuangan. Ratusan warga India memilih untuk mengorbankan profesi dan kebebasan mereka dibanding tunduk pada hukum yang bertentangan dengan nurani dan harga diri mereka. Gerakan ini berakhir pada 1913 yang membuat ratusan orang India, termasuk perempuan, dipenjarakan.

Pulang ke India 

Gandhi meninggalkan Afrika Selatan tahun 1914, tepat sebelum pecahnya Perang Dunia I. Ia dan keluarganya menetap di London selama beberapa bulan dan meninggalkan Inggris di bulan Desember dan sampai di Bombay awal Januari 1915. Tiga tahun berikutnya, ia menolak bergabung dengan agitasi politik dan mengkritik pejabat Inggris mengenai tindakan mereka yang sewenang-wenang.

Tahun 1920, Gandhi mendominasi panggung politik yang memiliki pengaruh lebih daripada pemimpin politik manapun di India. Ia mengubah Kongres Nasional India menjadi instrumen politik nasionalisme India. Program yang identik dengannya, yakni gerakan non-kooperatif tanpa kekerasan dalam melawan pemerintah Inggris dengan memboikot beberapa lembaga dan institusi yang dioperasikan Inggris, seperti badan legislatif, pengadilan, kantor, dan sekolah. 

Pada Februari 1922, gerakan ini berada di puncak yang menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya kekerasan di Chauri Chaura, maka dengan itu Gandhi menghentikan pemberontakan sipil massal tersebut. Sebulan setelahnya, Gandhi ditangkap dan diadili setelah yang mendakwanya terhasut, lalu ia dijatuhi hukuman enam tahun penjara. Ia dibebaskan tahun 1924 setelah menjalani operasi usus buntu dan selama ia ditahan, situasi politik berubah dan tak terkendali. Di akhir tahun yang sama, ia diangkat menjadi Presiden Partai Kongres selama satu tahun.

Tahun 1928, Gandhi menuntut pemerintah Inggris melalui kampanye non-kekerasan nasional untuk memperoleh kemerdekaan sepenuhnya. Lalu, ia merilis Salt March, salah satu gerakan Satyagraha yang menentang pajak garam dari Inggris dan merugikan masyarakat miskin. Gerakan tersebut sukses tanpa kekerasan. Setahun kemudian, Gandhi menerima gencatan senjata dan membatalkan pemberontakan sipil serta menyetujui untuk menghadiri Konferensi Meja Bundar sebagai perwakilan Kongres Nasional India.

Gandhi pulang ke India pada Desember 1931 dan mendapat kabar partainya dihadapi serangan habis-habisan dari kerabat Lord Irwin, seorang raja muda Inggris. Gandhi dipenjara dan pemerintah berusaha mengisolasinya dan meruntuhkan pengaruhnya. Tahun 1934, ia mengundurkan diri sebagai pemimpin juga anggota Partai Kongres dan beralih untuk membangun negaranya dengan program konstruktif, mulai dari meratakan pendidikan ke daerah pedesaan dan terpelosok, dan hal lainnya yang mencakup kebutuhan masyarakat. 
 

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut