3. Pemimpin harus amanah.
Seorang pemimpin harus mampu memegang amanah dan merealisasikan janji-janji politiknya. Pemimpin yang amanah menyadari dengan sepenuh hatinya bahwa kepemimpinan yang diembannya merupakan tanggung jawab yang harus dijalankan dengan sebenar-benarnya.
Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk memilih pemimpin yang amanah, sebagaimana kisah dari Nabi Syuaib ketikan mengangkat Nabi Musa sebagai pekerjanya. Allah berfirman yang artinya: “.... Sesungguhnya sebaik-baik orang yang kau pilih ialah orang yang kuat dan amanah.” (QS. Al-Qashash [28]: 26).
Pada ayat yang lain, Allah SWT berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menyerahkan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa [4]: 58)
4. Pemimpin harus kuat secara fisik, mental dan pikiran.
Tugas dan tanggung jawab seorang pemimpin sangatlah berat. Oleh karenanya yang layak menjadi pemimpin adalah orang yang memiliki kekuatan baik secara fisik, mental, maupun pikiran. Seorang pemimpin harus kuat dalam menjalankan tugas serta kewajibannya sehari-hari.
Seorang pemimpin juga harus memiliki ketegasan dalam mengambil kebijakan, namun tetap disertai pula dengan sikap yang bijak dan santun. Kekuatan mental diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan, bahkan kekuatan pikiran pun diperlukan bagi seorang pemimpin dalam mengambil keputusan. Pemimpin harus memiliki wawasan yang luas serta kecerdasan di atas rata-rata.
Terkait hal ini, sahabat Baginda Rasulullah SAW yang bernama Abu Dzar bercerita bahwa beliau pernah bertanya: “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menjadikanku (seorang pemimpin)? Lalu, Rasulullah SAW memukulkan tangannya ke bahuku, dan bersabda: “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah, dan sesungguhnya hal ini adalah amanah, ia merupakan kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat, kecuali orang yang mengambilnya dengan hak, dan menunaikannya (dengan sebaik-baiknya).” (HR. Muslim).
Kita bersyukur, ketiga pasangan Capres-Cawapres yang ada saat ini seluruhnya adalah beragama Islam. Mereka semua adalah putra-putra terbaik bangsa yang saat ini dipercaya oleh partai-partai pendukungnya untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2024-2029.
Sebagai muslim yang cerdas, dengan merujuk kepada panduan di atas, selanjutnya kita harus menelusuri rekam jejak dari ketiga pasangan Capres-Cawapres yang ada. Siapakah di antara ketiga pasangan tersebut yang paling pas atau setidaknya mendekati panduan di atas? Silakan Anda pilih. (*)
Pemimpin harus adil dalam menerapkan hukum dan menegakkan peraturan kepada siapa pun. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid