Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; & Ketua PCM Pagedangan, Tangerang
HARI INI adalah Jum’at terakhir di bulan Dzulqaidah 1445 H. Itu artinya, esok hari kita akan sama-sama memasuki hari pertama di bulan Dzulhijjah 1445 H. Hari-hari pertama di bulan Dzulhijjah adalah hari-hari terbaik sepanjang tahun Hijriyah.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan demi malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr [89]: 2). Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang makna ayat di atas. Ada yang menyebutkan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Ramadhan, dan sepuluh hari pertama bulan Muharram.
Namun, menurut Ibnu Rajab Al Hambali dan mayoritas ahli tafsir lainnya bahwa yang dimaksud oleh ayat di atas adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Menurut Ibnul Qayyim, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah lebih utama ditinjau dari hari (siangnya), sedangkan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan lebih utama ditinjau dari malamnya.
Mari kita perhatikan sabda Baginda Rasulullah SAW dari Ibnu ‘Abbas RA yang artinya: “Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah”.
Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?” Beliau menjawab: “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Pada hadits di atas dijelaskan bahwa amal shalih apapun yang dilakukan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah berpotensi untuk dicintai Allah daripada jihad fi sabilillah. Yang dapat mengalahkannya hanya orang yang jihad fi sabilillah dengan harta dan jiwanya, kemudian syahid pada saat jihad tersebut.
Subhanallah. Betapa dahsyatnya siang hari di sepuluh hari (siang) pertama bulan Dzulhijjah, oleh karenanya kita tidak boleh melewatkannya begitu saja. Sama halnya pada saat kita berada di sepuluh hari (malam) terakhir di bulan Ramadhan, maka pada malam-malamnya kita tidak boleh melewatkannya tanpa amal shalih apa pun.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto: Ist)
Editor : Syahrir Rasyid