BLAR... blar...blar suara motor antik seakan memecah keheningan, di kawasan Karawaci, Tangerang. Para penggemar motor antik yang tergabung dalam wadah Motor Antique Club Indonesia (MACI), rupanya sedang menggelar hajatan, yakni acara halal bi halal bertajuk Leblarran, Sabtu (25/6/2022) di Angkringan Omahku, Karawaci, Tangerang.
Sejumlah penggemar motor antik datang dari berbagai wilayah bukan hanya sekitar Banten dan Jawa Barat bahkan ada dari Lampung. Sambil menunggu yang lain, para peserta yang datang tampak akrab satu sama lainnya. Seakan tanpa sekat padahal mereka datang dari profesi dan usia yang berbeda.
"Kalau sudah ketemu satu sama lain tak ada lagi batas, baik usia maupun profesi," ungkap Ketua Umum MACI Tangerang, Agus Setiabudhi. Meski hujan sempat mengguyur di tengah acara hala bi halal namun tidak mengurangi kemeriahan.
Sebagian kalangan masyarakat, sebagaimana diakui oleh Agus Setiabudhi yang lebih akrab disapa Budi, ada yang salah persepsi menilai penggemar motor antik. Seringkali menyamakan dengan geng motor yang kerapkali membuat ulah dijalanan. "Kita beda dengan yang lain. Kita adalah pencinta motor antik," jelas Budi.
Lahirnya komunitas pencinta motor antik berawal dari rencana pihak berwenang memusnahkan motor tua. Sejumlah penggemar motor antik di Cimahi, Jawa Barat rupanya menentang wacana itu. Lalu, mereka mendirikan perkumpulan sebagai pelestari motor antik yang kemudian membesar menjadi MACI. Jadi, MACI adalah wadah penghobi, pecinta, pelestari dan pewaris motor tua alias antiq. (*)
Editor : Syahrir Rasyid