Logo Network
Network

Zoom Laundry "Mengawinkan" Laundry dan Cafe, Nyuci Sambil Ngopi di Gading Serpong

Syahrir Rasyid
.
Rabu, 26 Januari 2022 | 16:53 WIB

SERPONG CITY, iNewsSerpong.id - Inovasi adalah nyawa sebuah bisnis. Ini bukan sekadar slogan semata tetapi memang itu yang harus dilakukan seorang pebisnis bila ingin mempertahankan, apalagi untuk mengembangkan bisnis agar tetap mendatangkan keuntungan sesuai yang diharapkan.

Dalam masa pandemi Covid-19, setiap pelaku bisnis untuk bertahan dari gempuran badai Virus Corona, kunci utamanya adalah inovasi bisnis. Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun, telah mengubah tatanam bisnis baik lokal maupun internasional. Untuk tetap survive maka seorang pebisnis harus meninggalkan pola bisnis lama.   

Rupanya, pemilik Zoom Laundry Café & Lounge yang ada di kawasan Gading Serpong, sadar betul apa arti sebuah inovasi bisnis. Membuat terobosan baru dengan "mengawinkan" laundry dan cafe menjadi satu. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, seseorang pergi ke laundry sambil menunggu cucian kemudian menyeruput kopi pada saat bersamaan. 

 Zoom Laundry Café & Lounge memang masih seumur jagung namun cukup menyita perhatian bagi warga Gading Serpong. Laundry yang mengoperasikan mesin Maytag menggabungkan dua ruko dengan spanduk lebar yang menutupi halaman ruko. Mengusung tagline "Laundry Masa Kini, Bisa Sambil Nongkrong". 

Orang dibelakang "perkawinan" laundry dan cafe tak lain adalah Ade Fitria pemilik Zoom Laundry yang mengaku terjun di bisnis binatu modern tanpa pengalaman secuil pun. Tak tanggung-tanggung, Zoom Laundry mengoperasikan 10 mesin cuci buatan Amerika Serikat yang sudah terkenal "kebandelannya" dalam urusan cuci mencuci.  

Berapa investasi yang ditanam Ade Fitria yang juga pernah mengoperasikan  waralaba "Mie Setan" untuk menghadirkan tempat cucian sekaligus untuk ngopi? Ade tidak menyebutkan anga secara detail, tetapi bisa dihitung, misalnya harga mesin cuci Maytag sekitar Rp 65 juta per unit. Sewa dua ruko di kawasan Gading Serpong sudah menembus angka ratusan juta per tahun.

Begitupula investasi untuk cafe yang tidak sedikit, mulai dari pernak-pernik desain hingga mesin penyeduh kopi yang menghabiskan ratusan juta. Ade Fitria sadar bahwa investasi yang dikeluarkan untuk bisnisnya saat ini tidak kecil. Namun, dia melihat potensi besar yang bisa diraih. "Saya baru dalam bisnis laundry, saya tidak tahu sama sekali tetapi saya melihat peluang besar," ujarnya.  

Untuk keperluan laundry, Ade Fitria menawarkan dua layanan kepada konsumen, yakni self service dan full service. Layanan self service adalah konsumen datang lalu mencuci sendiri. Sedang  full service dilayani penuh karyawan mulai dari mencuci, menyetrika sampai melipat.

Saat ini, Ade Fitria sedang merancang pengembangan bisnis laundry untuk melayani hotel. "Mulai bulan depan kami sudah mendapatkan order dari sejumlah hotel yang ada di kawasan Serpong," bebernya. Hanya saja, kapasitas mesin yang ada sakarang masih terbatas. Sekarang sedang negosiasi dengan sebuah perusahaan yang menyediakan mesin cuci dalam kapasitas besar. 

Pasar laundry termasuk kebal terhadap pandemi Covid-19, bahkan pebisnis laundry justru menjadikan momentum pandemi ini untuk meraih keuntungan lebih besar. Berdasarkan, klaim dari Himpunan Pengusaha Laundry Indonesia (Hipli) bahwa bisnis laundry terus bertumbuh di masa sulit.

Selintas, memang aktivitas di Zoom Laundry tak pernah sepi, ada saja konsumen datang entah memilih paket self service atau full service. "Alhamdulillah sejak kami buka ada saja pengunjung, omset juga terus meningkat," kata Ade Fitria.

Namun, bukan berarti Zoom Laundry tidak punya masalah. Persoalannya tidak terkait dengan bisnis tetapi pendaftaran nama merek. Kabarnya, sudah ada yang mendaftarkan nama Zoom Laundry. Ade Fitria berharap pihak terkait bisa mencarikan solusi yang baik, karena Zoom Laundry sudah mulai akrab dengan masyarakat, terutama warga Gading Serpong. (*)

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Berita iNews Serpong di Google News

Bagikan Artikel Ini