Cerita Alumnus UNS Yang Pernah Menjadi Arsitek Di Jepang

Tim Okezone , Okezone
Naya, alumnus UNS Surakarta yang pernah menjadi arsitek di Jepang/Dok. UNS

Dimulai dari, design drawing, structural drawing, dan Mechanical Electrical Plumbing (MEP) drawing; Examination of construction cost; Environmental impact assessment; Meeting with all parties; dan Construction drawing.

Selain itu, sertifikasi arsitek Jepang terbagi menjadi 3 yakni, wooden architect, second-class architect, dan first-class architect.

“Sebelum konstruksi, kami juga ada ritual berdoa agar konstruksi project berjalan aman dan lancar. Lebih lanjut, untuk budaya kerja sendiri dimulai dengan meeting pagi setiap hari untuk melaporkan progress project yang sedang dikerjakan juga apa yang akan dikerjakan hari ini dan apa yang sudah dikerjakan kemarin. Tidak jarang juga kami bekerja lebih dari ketentuan jam kerja. Sementara untuk rutinitas setiap harinya biasanya melakukan eksplorasi studi desain, pembuatan market studi, dan meeting dengan tim. Serta setiap project adalah hasil kerja tim, karena ada budaya membantu tim project lain. Budaya kerja ini saya ambil berdasarkan tipe perusahaan atelier atau studio arsitek di Jepang,” terang Naya.

Menurut Naya, ketika berkeinginan menjadi arsitek di Jepang, ia menekankan untuk mempersiapkan kondisi mental. Meski orang Jepang terkenal dengan keramahan dan kesopanannya, namun karena sudah berbeda negara pastinya ada perbedaan budaya yang terasa.

Editor : Syahrir Rasyid

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network