Ayat dan hadits di atas memberikan motivasi kepada kita agar bersabar dalam menerima musibah yang diberikan oleh Allah SWT. Dalam hal ini, sabar dapat dimaknai dengan tetap optimis, semangat, dan kuat dalam menghadapi musibah yang dihadapi dalam kehidupan ini.
Introspeksi Diri
Sejatinya, setiap musibah yang datang adalah buah dari perbuatan kita sendiri. Mari kita perhatikan firman Allah SWT yang artinya: “Musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan (Allah) memaafkan banyak (kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura [42]: 30).
Dalam tafsir Al-Azhar, Buya Hamka menjelaskan bahwa ayat ini memberikan peringatan kepada kita agar tidak langsung menyalahkan orang lain atau siapa pun tatkala kita menerima sebuah musibah. Yang harus kita lakukan adalah segera melakukan introspeksi diri.
Dengan melakukan introspeksi diri, kita dapat menyadari bahwa bisa saja musibah itu datang dalam kehidupan kita karena kita lalai dan lupa terhadap Allah SWT. Sepertinya musibah itu disebabkan oleh kelalaian orang lain, namun bisa jadi itulah cara Allah mengingatkan kita.
Imam Ibnu Jarir at-Thabari menyatakan bahwa Allah SWT tidak akan menimpakan suatu musibah kepada hamba-Nya yang tidak bersalah. Musibah yang terjadi merupakan bentuk teguran dari Allah SWT agar hamba-Nya kembali ke jalan yang benar dan meninggalkan perbuatan maksiat.
Adalah mustahil jika Allah SWT mendzalimi hamba-Nya dengan menimpakan musibah dalam kehidupan seseorang. Allah tersucikan dari perbuatan dzalim dan memiliki sifat kasih sayang yang sangat besar. Demikian dikatakan oleh Prof. Dr. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah.
Allah Maha Pemaaf, maka Allah pun memaafkan banyak kesalahan manusia. Andaikan saja Allah SWT tidak banyak memaafkan kesalahan manusia, maka bisa jadi musibah demi musibah yang akan kita jumpai karena kemaksiatan demi kemaksiatan yang kita lakukan.
Ridha dengan Takdir Allah
Sebagai seorang muslim yang beriman, tentu wajib hukumnya untuk mengimani takdir atau ketetapan berupa qadha’ dan qadar dari Allah SWT. Beriman kepada qadha’ dan qadar merupakan rukun iman yang keenam yang wajib diimani oleh setiap orang beriman.
Dengan melakukan introspeksi diri, dapat menyadari bahwa bisa saja musibah itu datang dalam kehidupan karena lalai dan lupa terhadap Allah SWT. (Foto: Ist)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait